Abstraksi
Iklim persaingan bisnis menuntut perusahaan untuk mempertajam strategi dengan memberikan nilai tambah bagi konsumen baik dari segi manfaat maupun segi kualitas. PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang selama ini berupaya meningkatkan kualitas produknya agar tetap dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Salah satu unsur pendukung dalam mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan analisis dengan menggunakan ukuran biaya kualitas sebagai indikator keberhasilan progam perbaikan kualitas. Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya kualitas terhadap produk rusak pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang.
Objek penelitian ini adalah PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang. Variabel yang diteliti adalah biaya kualitas (biaya pencegahan dan biaya penilaian) dan produk rusak. Data diambil dengan metode dokumentasi dan data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan hasil regresi berganda diperoleh persamaan Y = 22.096 – 0,0000563 X1 – 0,0000824 X2 hal ini menunjukkan bahwa X1 dan X2 berpengaruh secara negatif terhadap Y. Dari hasil uji t diperoleh hasil thitung biaya pencegahan sebesar -2,868 dengan taraf signifikansi 0,007 dan thitung biaya penilaian sebesar -2,198 dengan taraf signifikansi 0,035. Karena hasil thitung bertanda negatif, maka biaya pencegahan dan biaya penilaian mempunyai pengaruh yang negatif signifikan terhadap produk rusak. Dari pengujian secara bersama-sama dengan uji F menunjukkan Fhitung sebesar 5,258 dengan taraf signifikansi 0,010 dan Ftabel sebesar 3,28. Hal ini berarti biaya kualitas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan dan mampu menjelaskan variabel produk rusak. Dari nilai (R2) secara simultan diketahui biaya kualitas berpengaruh terhadap produk rusak sebesar 0,492 atau 49,2%, jadi dapat dikatakan bahwa 49,2% perubahan produk rusak disebabkan oleh perubahan biaya pencegahan dan biaya penilaian secara bersama-sama. Sedangkan 50,8% perubahan produk rusak disebabkan oleh variabel lain di luar komponen biaya kualitas (biaya pencegahan dan biaya penilaian). Dan uji (r2) parsial untuk variabel biaya pencegahan sebesar 0,1998 dan variabel biaya penilaian sebesar 0,1274. Hal ini mengandung arti bahwa sumbangan parsial masing-masing variabel adalah sebesar 19,98% untuk biaya pencegahan dan 12,74% untuk biaya penilaian.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas merupakan modal yang berharga dalam rangka meminimalkan produk rusak yang terjadi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang. Adanya hubungan yang signifikan antara biaya kualitas dengan produk rusak perlu diperhatikan bagi manajemen perusahaan dalam pencapaian kualitas produk yang lebih baik secara menyeluruh sehingga dapat meminimalisir produk rusak yang terjadi.