ABSTRAK
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh Pelatihan Daerah (Pelatda) Jangka Panjang (PJP) terhadap VO2 Maks pada atlet cabang olahraga aerobik Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pelatihan Daerah (Pelatda) Jangka Panjang (PJP) terhadap VO2 Maks pada atlet cabang olahraga aerobik Jawa Tengah.
Jenis penelitian ini adalah expose facto research, dengan metode dokumenter. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet cabang olahraga aerobik PJP Jateng tahun 2006 yang mengikuti tes tahap I dan tahap II sejumlah 58. Sampel yang diambil sejumlah 47 orang yang diperoleh dengan menggunakan purposive simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang digunakan oleh KONIDA yaitu Multistage Fitness Test.
Data penelitian ini diperoleh dari data sekunder, yang diperoleh dari KONIDA Jateng. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik uji-t dengan taraf signifikasi (α) = 5%.
Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata VO2 Maks tes tahap I (Juli 2006) sebesar 41,821 dan tes tahap II (Desember 2006) sebesar 44,676. Hasil rata-rata VO2 Maks tes tahap I lebih kecil dari tes tahap II. Dari uji statistik didapatkan hasil p value = 0,001, thitung sebesar 3,585 dengan ttabel sebesar 1,957.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa PJP berpengaruh meningkatkan VO2 Maks atlet cabang olahraga aerobik Jawa Tengah (Jateng), walaupun terdapat 10 atlet yang mengalami penurunan nilai VO2 Maks. Saran yang diajukan adalah kepada pihak-pihak yang berkompeten (atlet, pelatih, pengurus KONIDA Jateng, pengda, ahli gizi, tim kesehatan dan lain sebagainya) dalam program PJP Jateng ini diharap dapat mempertahankan dan meningkatkan segala aspek yang telah dilaksanakan, baik berupa program latihan yang diberikan oleh pelatih, asupan makanan yang memenuhi standar gizi sesuai kebutuhan masing-masing cabang olahraga, sarana dan prasarana yang menunjang, serta fasilitas-fasilitas lain guna mendukung program PJP ini. Dan bagi atlet-atlet yang mengalami penurunan VO2 Maks, harus diberi perhatian khusus. Harus dikonfirmasikan mengenai penyebab menurunnya nilai VO2 Maks, dan dicari solusinya. Untuk selanjutnya sebagai bahan evaluasi mengenai pelaksanaan promosi degaradasi atlet, pelatih, maupun cabang olahraga tersebut.