ABSTRAK
Banyak mikroba penyebab penyakit berbahaya, misalnya E. coli, S. aureus dan C. albicans yang merupakan flora normal tubuh manusia. Untuk itu diperlukan obat antimikroba yang efektif. Islam juga memberikan perhatian khusus dalam hal kesehatan. Dalam beberapa riwayat disebutkan: “Berobatlah, karena tiada suatu penyakit yang diturunkan Allah, kecuali diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu penyakit, yaitu ketuaan”. (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dari sahabat Nabi Usamah bin Syuraik). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa senyawa aktif dari daun sirih memiliki aktivitas antimikroba. Namun penggunaan tanaman obat dari tanaman induknya secara terus-menerus dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan ekologis.
Jamur endofit hidup intraseluler di dalam jaringan tanaman yang sehat dan mampu memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya. Jamur endofit dapat dijadikan solusi dalam penemuan antimikroba baru karena dapat diproduksi secara berkesinambungan, reproducible dalam skala industri, dengan waktu yang relatif singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menyeleksi jamur endofit dari daun sirih yang mempunyai potensi sebagai penghasil antimikroba terhadap bakteri S. aureus, E. coli dan C. albicans.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium HPT Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Desember 2007 sampai Februari 2008. Metode yang digunakan adalah metode eksplorasi. Penelitian dilakukan dengan cara mengisolasi jamur endofit dari daun sirih dan mengidentifikasinya. Sampel daun sirih diperoleh dari Ds. Banjaranyar Kec. Kras Kab. Kediri dan Kel. Ketawanggede Kec. Lowokwaru Kota Malang. Produksi metabolit sekunder jamur endofit didapat dengan metode fermentasi dan diuji aktivitasnya terhadap S. aureus, E. coli dan C. albicans dengan metode difusi agar (Kirby-Bauer). Kuman uji yang digunakan diperoleh dari Lab. Mikrobiologi Universitas Brawijaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 9 isolat jamur endofit berhasil diisolasi dari daun Sirih (P. betle L.), yaitu 5 isolat jamur endofit sampel dari Ds. Banjaranyar dan 4 isolat jamur endofit sampel dari Kel. Ketawanggede. Hasil uji 9 isolat jamur endofit, memperlihatkan bahwa semua isolat dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli dengan zona hambat 31,76 mm pada S. aureus dan 23,44 mm pada E. coli. Sedangkan pada jamur C. albicans memperlihatkan zona hambat sebesar 1,96 mm, dua dari isolat jamur endofit tidak bisa menghambat pertumbuhan jamur C. albicans yaitu, isolat B1 dan isolat K1