Abstrak
Mekanisme respon sel tumbuhan terhadap cekaman Fe2+ tinggi masih belum banyak dipelajari. Dari hasil berbagai penelitian sebelumnya, diketahui bahwa asam organik banyak berperan dalam pencekaman logam berat terhadap tumbuhan. Oleh karena itu, dilakukan suatu penelitian untuk mempelajari pengaruh pencekaman Fe2+ tinggi terhadap akumulasi asam organik (asam malat, asam oksalat dan asam askorbat) dalam kalus kedelai. Eksplan berupa biji kedelai ditanam pada medium padat Murashige & Skoog (MS) + 40 ppm asam 2,4-dikolorofenoksiasetat (2,4-D) hingga diperoleh kalus. Kalus yang berumur 2 minggu diperbanyak pada medium padat MS + 20 ppm 2,4-D. Setelah 3 periode subkiltur, kalus ditanam pada medium yang mengandung Fe2+ tinggi (200, 250, 300, 350 dan 400 ppm) dengan pH 5,8. Sebagian kalus juga ditanam pada medium kontrol dengan kandungan Fe2+ 5,6 ppm. Parameter pertumbuhan pada proses pencekaman adalah pertambahan berat basah kalus yang diukur setiap subkultur.
Ekstrasi kalus dilakukan dengan cara menggerus kalus kering dalam larutan metanol 70% yang mengandung 1% asam astetat. Ekstrak kemudian disaring dengan menggunakan kapas bebas lemak dan dengan kertas milipore ( 0,2 m) secara berurutan. Analisis kualitatif dan kuantitatif asam malat, oksalat dan askorbat dilakukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Sampel untuk analisis kandungan Fe diperoleh dengan melarut abu kalus dalam HNO3 5M. Setelah itu, analisis dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil analisis KCKT menunjukan bahwa pencekaman Fe2+ tinggi terhadap kalus kedelai meningkatkan kandungan asam askorbat dan asam oksalat, namun tidak mempengaruhi kandungan asam malat. Pola kandungan asam askorbat berkorelasi dengan konsentrasi pencekaman Fe2+ tinggi.
Hasil analisis SSA menunjukan bahwa kalus kedelai yang dicekam Fe2+ tinggi mengakumulasi Fe dalam sel. Berdasarkan hasil trersebut, dapat disimpulkan bahwa pencekaman Fe2+ tinggi terhadap kalus. Merril meningkatkan kandungan asam askorbat dan asam oksalat.