ABSTRAK
Penyalahgunaan narkoba atau narkotika dan obat-obatan terlarang, di Indonesia kini semakin meresahkan. Penyebaran narkoba saat ini sudah banyak tersebar dalam masyarakat. Para pengedar narkoba telah banyak mempengaruhi anak-anak di bawah umur dan bukan lagi anak-anak SLTP, tetapi juga anak-anak SD. AQ adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi dan bertahan terhadap kesulitan hidup dan tantangan yang dialami serta perubahan-perubahan yang terus menghadang dan menghadapi semua kesulitan tersebut sebagai suatu proses untuk mengembangkan diri, potensi-potensinya, dan mencapai suatu tujuan tertentu, maka hal ini mampu memberikan informasi sejauh mana seseorang mampu bertahan dalam menghadapi tekanan yang timbul baik itu dari diri sendiri maupun dari lingkungan eksternal. Sedangkan intensi sembuh merupakan perbuatan berdasarkan kehendak seseorang untuk pulih dari penderitaan. Pengaruh AQ terhadap kesembuhan dari kecanduan narkoba juga akan mempengaruhi munculnya intensi untuk sembuh pada individu pengguna narkoba. Apabila individu memiliki AQ tinggi akan memiliki intensi yang tinggi pula untuk sembuh dan sebaliknya individu dengan AQ rendah memiliki intensi yang rendah pula untuk sembuh dari narkoba.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif korelasi. Responden dalam penelitian ini adalah para pengguna narkoba yang melakukan pengobatan di panti rehabilitasi yang berada di Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu pengguna narkoba yang berada di panti rehabilitasi di Semarang dalam penelitian ini sebanyak 80 orang yang terdiri dari yayasan Rumah Damai 20 responden, YWBS 20 responden, pondok rehabilitasi narkoba At-Tauhid 10 responden, dan PPP mandiri 30 responden.
Metode analisis data yang digunakan adalah product moment. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Skala adversity quotient terdiri dari 54 aitem, skala intensi sembuh pada pengguna narkoba terdiri dari 68 aitem, yang disusun oleh peneliti, tidak melakukan uji coba karena peneliti menggunakan try out terpakai. Menghasilkan reliabilitas skala adversity quotient sebesar 0,923 dan menunjukkan hasil intensi sembuh pada pengguna narkoba sebesar 0,956.
Hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan ada hubungan yang antara AQ dengan intensi sembuh dengan analisis korelasi diperoleh r = 0,789 dengan p = 0,789 angka tersebut menunjukkan angka yang signifikan sebab besarnya t mendekati 1,00 dan taraf signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05). Maka hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan intensi sembuh pengguna narkoba di panti rehabilitasi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat adversity quotient dengan intensi sembuh pada pengguna narkoba di panti rehabilitasi dalam kategori sedang ke bawah. Saran yang diajukan bagi setiap panti rehabilitasi narkoba mewujudkan kegiatan yang memenuhi aspek-aspek dalam adversity quotient untuk mempertinggi adversity quotient pada pengguna narkoba lebih baik memberikan berbagai pelatihan-pelatihan psikologis dan berbagai macam ketrampilan misalnya pelatihan LEAD (Listen,Explore, Analyze, Do), sehingga para pengguna narkoba yang melakukan penyembuhan lebih bersemangat dan yakin mampu sembuh dari ketergantungan narkoba.Bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti faktor-faktor lain yang dapat memunculkan perilaku sembuh para pengguna narkoba sehingga Indonesia memiliki generasi penerus bangsa yang bebas dari narkoba.