ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya persoalan tentang rendahnya tingkat pendidikan dan banyaknya wanita yang telah menikah diusia yang masih muda. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kematangan emosi wanita usia 25-35 tahun ditinjau dari tingkat pendidikan dan usia memasuki perkawinan di RW V Desa Tunahan Kec. Keling kab. Jepara tahun 2006.
Hipotesis yang berbunyi ada hubungan antara kematangan emosi ditinjau dari tingkat pendidikan dan usia memasuki perkawinan di RW V Desa Tunahan Kec. Keling kab. Jepara diterima, kemudian sub hipotesis yang pertama yaitu perbedaan kematangan emosi ditinjau dari tingkat pendidikan diterima, sedangkan sub hipotesis yang kedua yaitu perbedaan kematangan emosi ditinjau dari usia memasuki perkawinan ditolak.
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Dengan populasi ibu-ibu rumah tangga di RW V Desa Tunahan Kec. Keling Kab. Jepara. Jumlah anggota sampel 67, dengan menggunakan tehnik sampling total sampel. Metode pengumpulan data menggunakan skala psikologis, dengan instrumen skala kematangan emosi sebanyak 48 aitem. Alat tersebut telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Metode analisis data menggunakan metode analisis varian dua jalan, komputasi menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 11.0.
Dari hasil penelitian diperoleh skor kematangan emosi ditinjau dari tingkat pendidikan 7.231 dengan p value 0.002 termasuk dalam kategori tinggi, dan skor usia memasuki perkawinan ditinjau dari kematangan emosi 2.078 dengan p value 0.134 termasuk dalam kategori rendah. Untuk mengetahui perbedaan antara kematangan emosi ditinjau dari tingkat pendidikan dan usia memasuki perkawinan menggunakan anova dua jalan. Dari perhitungan anova dua jalan diperoleh perbedaan sebesar 0.773 pada pendidikan SD dalam kategori rendah, 0.828 pada pendidikan SMP dalam kategori tinggi dan 0.75 pada pendidikan SMA dalam kategori tinggi., dan 0.636 pada usia 18 sampai dengan 21 tahun dalam kategori tinggi, 0.571 pada usia 22 sampai dengan 25 tahun dalam kategori tinggi dan 0.5 pada usia 26 sampai 29 tahun dalam kategori tinggi. Maka semakin tinggi tingkat pendidikan pada ibu-ibu maka semakin tinggi pula tingkat kematangan emosi.
Saran: Agar lebih meningkatkan tingkat pendidikan kejenjang yang lebih tinggi sebelum mengambil keputusan untuk menikah, mencari pengalaman yang bermanfaat yang dapat dijadikan bekal hidup sehingga dalam menjalani kehidupan rumah tangganya dapat berjalan dengan baik, memperhatikan usia sebelum melangkah keperkawinan dengan pertimbangan kematangan fisiologis, kematangan psikologis, kematangan sosial, tujuan masa depan serta perbedaan perkembangan antara pria dan wanita.