ABSTRAK
Hasil evaluasi pelajaran matematika tiap akhir semester maupun ujian akhir sering kali masih di bawah mata pelajaran yang lain. Menurut informasi dari guru pengampu matematika dan observasi awal, nilai rata-rata ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2006/2007 dan ujian akhir semester sebelumnya masih di bawah nilai ketuntasan belajar yaitu 65, demikian juga ujian akhir sekolah. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor penyebabnya adalah proses pembelajaran matematika di tingkat SMP pada umumnya masih menggunakan cara konvensional dan keaktifan peserta didik masih kurang. Melalui proses pembelajaran diperlukan langkah-langkah sistematik yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Salah satu usaha guru dalam strategi mengajar adalah menggunakan model pembelajaran yang inovatif, yang dapat meningkatkan pemahaman konsep, meningkatkan keaktifan peserta didik serta memberikan iklim yang kondusif dalam perkembangan daya nalar dan kreativitas peserta didik. Salah satunya adalah model pembelajaran pengajuan soal (problem posing).
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran problem posing tipe post solution posing lebih baik dari pada pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru (konvensional) untuk mengajarkan pemahaman konsep matematika pokok bahasan bangun segiempat pada peserta didik kelas VII SMP Negeri I Balapulang Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran problem posing tipe post solution posing lebih baik dari pada pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru (konvensional) untuk mengajarkan pemahaman konsep matematika pokok bahasan bangun segiempat pada peserta didik kelas VII SMP Negeri I Balapulang Tegal.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VII SMP Negeri I Balapulang tahun pelajaran 2006/2007. Secara keseluruhan populasi terdiri dari 7 kelas tanpa kelas unggulan. Dari tujuh kelas tersebut diambil dua kelas sebagai sampel. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling, dalam pengertian yang diacak adalah kelasnya. Terpilih kelas VIIA sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan pembelajaran problem posing dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol diajar dengan pembelajaran konvensional. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran selesai. Sebelumnya tes diujicobakan pada satu kelas yaitu kelas VIIC. Lembar observasi untuk memperoleh data mengenai aktivitas peserta didik dan pengelolaan pembelajaran oleh guru selama pembelajaran berlangsung. Pengujian hipotesis menggunakan uji t.
Berdasarkan perhitungan diperoleh thit = 2.537 dan dari tabel diperoleh ttab = 1.99 dengan α =5% dan dk = 40 + 40 – 2 =78 jadi thit > ttab dengan demikian Ho ditolak, berarti model pembelajaran problem posing tipe post solution posing lebih baik dari pada pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru (konvensional) terhadap pemahaman konsep matematika pokok bahasan bangun segiempat pada peserta didik kelas VII SMP Negeri I Balapulang Tegal.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran problem posing tipe post solution posing lebih baik dari pada pembelajaran konvensional, aktivitas peserta didik selama pembelajaran meningkat dan kemampuan guru mengelola pembelajaran juga meningkat. Disarankan agar guru dalam mengembangkan pembelajaran problem posing dan menerapkannya pada materi pokok yang lain, dapat lebih memotivasi peserta didik untuk aktif dan lebih memperhatikan masalah penggunaan waktu.