BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu organisasi atau perusahaan tidak lepas dari peran serta manusia, karena manusia merupakan perencana, pelaku, dan penentu tercapainya tujuan organisasi. Tidak ada tujuan organisasi tanpa direncanakan terlebih dahulu oleh sumber daya manusia organisasi tersebut. Sumber daya manusia selain itu juga yang akan menjalankan langkah-langkah dalam pencapaian tujuan organisasi. Suatu organisasi yang menggunakan peralatan mesin yang canggih tidak akan dapat mencapai keuntungan yang maximal apabila faktor sumber daya manusianya tidak bekerja dengan sungguhsungguh. Peran serta manusia yang penting tersebut, menuntut suatu organisasi atau perusahaan memiliki pekerja-pekerja yang berkualitas dan produktif dengan memiliki semangat kerja yang tinggi.
Semangat kerja yang tinggi sangat diperlukan dalam setiap usaha kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. Semangat kerja yang tinggi memungkinkan kinerja karyawan juga akan tinggi serta berpengaruh pula terhadap produktivitas kerjanya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Zainun (1990:59) bahwa moril atau semangat kerja jauh lebih besar peranan dan pengaruhnya terhadap produktivitas para pekerja, yang akan menguntungkan bagi perusahaan atau tercapainya tujuan organisasi. Pada kenyataannya, berbagai indikasi semangat kerja rendah masih banyak ditemukan pada organisasi Dinas Kesehatan Kota di Jalan Pandanaran Semarang.
Berdasarkan hasil wawancara yang didukung dengan observasi bulan November 2006 pada sebagian karyawan Dinas Kesehatan Kota Semarang ditemukan fenomena-fenomena antara lain : beberapa karyawan mengaku sering merasa jenuh atau kurang bergairah dalam bekerja karena pekerjaan yang monoton atau kurang bervariasi. Hal ini didukung dengan pengakuan karyawan bahwa rutinitas pekerjaan yang sama dan pekerjaan yang tidak bervariasi dalam waktu lama kadang menjadikan karyawan hanya melibatkan diri dengan pekerjaan seadanya saja atau yang penting pekerjaan diselesaikan. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa karyawan kurang ada usaha untuk bekerja secara maksimal.
Berdasarkan data masa kerja karyawan periode oktober 2006 menunjukkan bahwa rata-rata karyawan menduduki jabatan bagian tertentu dalam masa kerja yang relatif lama yaitu antara 12 sampai 20 tahunan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Papu (2002) bahwa para pekerja yang setiap hari hanya melakukan pekerjaan yang sama dan berulang-ulang serta berada dalam lingkungan kerja yang relatif sama dalam kurun waktu tertentu akan mempengaruhi penurunan semangat kerja.
Fenomena lain dari hasil wawancara pada karyawan Sub Dinas yang menangani perijinan menunjukkan karyawan tersebut mengaku terbebani, malas melaksanakan tugas-tugas dan sengaja menunda-nunda pekerjaan ketika menemui kesulitan dalam melakukan konfirmasi dengan orang atau badan lain guna mendapatkan ijin. Seperti ketika meminta ijin kepada rumah sakit-rumah sakit dalam rangka membantu korban gempa.
Wawancara yang dilakukan pada karyawan Sub Dinas Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit bagian staf Pengamatan Penyakit didapatkan suatu pengakuan karyawan akan perlunya perbaikan keadaan ruang kerja yang tidak tertata rapi, penerangan yang kurang, suhu yang panas, dan lain-lain. Selain itu, ketika karyawan meminta bantuan teman karena kesulitan melakukan pekerjaan dan tidak ada rekan atau teman yang bisa menolong, karyawan tersebut merasa terbebani dengan pekerjaannya.
Sedangkan karyawan Sub Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan bagian staf yang menangani Kesehatan Air dan Lingkungan mengaku merasa terbebani ketika pekerjaan tidak dapat dikerjakan secara on-time , selain itu karyawan tersebut juga menuntut adanya sesuatu yang dapat mengurangi kejenuhan. Karyawan tersebut mengatakan seharusnya setiap kurun waktu tertentu kira-kira lima tahun atau sepuluh tahun harus ada sarana yang dapat mengurangi kejenuhan seperti cuti, out-bound, dan sebagainya. Masalah dengan pimpinan atau teman sekerja seperti ketika beda pendapat atau salah penafsiran diakui mempengaruhi hilangnya gairah dalam bekerja. Tugas-tugas yang menumpuk biasanya juga dirasakan menjenuhkan dan mengurangi gairah dalam bekerja, seperti yang dialami oleh salah satu karyawan Sub Dinas Pelayanan Kesehatan yang menangani bagian.