ABSTRAK
Siswa SMA kelas dua sebagai remaja (usia 16-17 tahun) mereka sudah mulai berpacaran, sehingga mereka dipandang memerlukan informasi yang bertanggung jawab mengenai reproduksi sehat. Atas dasar pertimbangan dari pengamatan ini, banyak siswa dipandang perlu mendapatkan tambahan wawasan yang lebih detail tentang hubungan antara laki-laki dengan perempuan, dan mengenai bagaimana pergaulan atau pacaran yang sehat. Kebanyakan siswa tidak berani menolak kalau pacarnya ingin berbuat seks bebas, sehingga mereka melakukan hubungan seks yang bebas. Semua ini dapat terjadi karena kepribadian dan tingkat penalaran moral siswa yang kurang baik. Keberhasilan perkembangan penalaran moral remaja di masyarakat ikut menentukan keberhasilan remaja dalam menentukan pola pergaulannya di masyarakat. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini. Untuk mengkaji lebih jauh, peneliti mengangkat permasalahan : adakah hubungan antara sikap remaja terhadap perilaku seks bebas di tinjau dari tingkat penalaran moral remaja di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun ajaran 2005/2006.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah siswa kelas dua SMA Kesatrian 1 Semarang tahun ajaran 2005/2006 yang pada saat dilakukannya penelitian berusia 16-17 tahun, sedang berpacaran, dan tahu akan baik-buruknya suatu perbuatan. Populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 96 siswa. Karena populasi kurang dari 100 siswa maka semua anggota populasi diambil sebagai sampel penelitian (penelitian populasi). Dua variabel dalam penelitian ini yaitu tingkat penalaran moral remaja sebagai variabel bebas, dan sikap remaja terhadap perilaku seks bebas sebagai variabel terikat. Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket pengungkap pendapat tentang masalah-masalah sosial dan skala sikap remaja terhadap perilaku seks bebas. Angket ini terdiri dari 17 item angket pengungkap pendapat tentang masalahmasalah sosial dan 96 item skala sikap remaja terhadap perilaku seks bebas. Metode analisis data menggunakan metode statistik korelasional parametik, komputasi menggunakan bantuan komputer program (SPSS) versi 10.1 for window.
Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu r = -0,368. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa“ada hubungan negatif antara sikap remaja terhadap perilaku seks bebas ditinjau dari tingkat penalaran moral remaja“. Umumnya remaja mempunyai sikap terhadap perilaku seks bebas yang tergolong tidak setuju terhadap perilaku seks bebas mencapai 50,00%, 44,79% pada golongan sangat tidak setuju terhadap perilaku seks bebas, 4,17% tergolong setuju terhadap perilaku seks bebas, dan 1,04% mempunyai sikap terhadap perilaku seks bebas yang tergolong sangat setuju. Untuk tingkat penalaran moral remaja 2.08% tergolong tingkat penalaran tahap 2 orientasi relativitas instrumental (tingkat prakonvensional), 68,75% pada tahap 3 orientasi kesepakatan antar pribadi (tingkat konvensional), 20,83% pada tahap 4 orientasi hukum dan ketertiban (tingkat konvensional), dan 8,33% berada pada tingkat penalaran tahap 5 orientasi konstrak sosial yang legatistik (tingkat pascakonvensional). Kebanyakan Siswa kelas II SMA Kesatrian 1 Semarang berani menolak kalau pacarnya ingin melakukan hubungan seks secara bebas. Semua ini dapat terjadi karena kepribadian dan tingkat penalaran moral siswa yang baik. Maka semakain tinggi penalaran moral remaja semakin negatif sikapnya terhadap perilaku seks bebas.
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengajukan beberapa saran : perlu adanya pembinaan nilai-nilai moral sejak dini tanpa menggunakan larangan atau hukuman, namun dengan jalan anak selalu diajak untuk berfikir, yang selalu menerangkan mengapa suatu perbuatan dilarang atau diperintahkan, apa maksudnya dan apa motivasinya, sehingga mereka akan menjadi orang yang selalu terbuka terhadap sesuatu yang baru; termasuk pergaulan seks bebas dan yang akan bertindak berdasarkan tanggung jawab yang nyata, semakin baik tingkat penalaran moral, maka semakin negatif sikap remaja terhadap perilaku seks bebas.