ABSTRAK
Kemampuan pemahaman konsep yang baik sangatlah penting karena memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya. Menurut laporan Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 1999 yang merupakan kriteria acuan, rendahnya daya saing murid Indonesia di ajang internasional menunjukan betapa lemahnya kemampuan penguasaan matematika di Indonesia. Pembelajaran matematika dengan pendekatan RME sejalan dengan teori kontruktivisme, yang dikembangkan Freudenthal menyatakan bahwa pengetahuan matematika dikreasi, bukan ditemukan sebagai sesuatu yang sudah jadi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP di kelas dengan pembelajaran pendekatan RME lebih baik daripada dengan metode ekspositori dan bagaimanakah kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan RME.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP di kelas dengan pembelajaran pendekatan RME lebih baik daripada dengan metode ekspositori dan untuk mengetahui indikator kemampuan pemahaman konsep yang dipenuhi dan tidak dipenuhi oleh siswa kelas VII SMP di kelas eksperimen.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung. Dipilih dua kelas secara cluster sampling, yaitu kelas VII A sebagai kelas kontrol dan VII C sebagai kelas eksperimen. Pada akhir pembelajaran, kedua kelas sampel diberi tes yang memuat indikator kemampuan pemahaman konsep.
Simpulan yang diperoleh peneliti berdasarkan hasil perhitungan statistik uji perbedaan dua rata-rata, uji pihak kanan dengan α = 5 % dan dk = 88 dari daftar distribusi t didapat ttab = 1,66 dan dari hasil perhitungan didapat thit = 2,277. Karena thit > ttab maka H0 ditolak, artinya rata-rata skor tes kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan RME lebih tinggi daripada rata-rata skor tes kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP dalam pembelajaran matematika dengan metode ekspositori Pencapaian indikator kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen sebesar 76%, pelaksanaan RME oleh guru sebesar 73% dan aktifitas siswa sebesar 72%. Dari 7 indikator kemampuan pemahaman konsep, 6 indikator dapat dicapai dengan baik dan 1 indikator yang kurang dipenuhi dengan baik yaitu kamampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.
Saran yang ingin peneliti sampaikan setelah melakukan penelitian ini yaitu diharapkan guru dapat meningkatkan pencapaian indikator kemampuan pemahaman konsep siswa dengan menerapkan karakteristik RME secara optimal dan hendaklah guru dapat lebih optimal dalam memberikan pemahaman konsep suatu materi kepada siswa.