ABSTRAK
Keluarga adalah sumber kepribadian seseorang. Di dalam keluarga dapat ditemukan berbagai elemen dasar yang membentuk kepribadian seseorang. Aspek genetika diperoleh seorang anak dari dalam keluarga, demikian pula aspek belajar juga dipengaruhi oleh proses yang berlangsung dan sistem yang berlaku dalam keluarga. Sistem pembagian peran dan tugas di dalam keluarga juga akan memberi dampak besar pada proses perkembangan kepribadian anak. Tak dapat disangkal bahwa keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk belajar berinteraksi sosial. Melalui keluargalah anak belajar merespons perubahan yang terjadi di masyarakat dan beradaptasi di tengah kehidupan masyarakatnya yang lebih luas kelak. Melalui proses interaksi di dalam keluarga, seorang anak belajar secara bertahap mengembangkan kemampuan nalar serta imajinasinya. Hal ini selanjutnya akan mempengaruhi kemampuan kognitif anak dalam menghadapi tahapan-tahapan perkembangan berikutnya. Melalui pemahaman-pemahaman nilai-nilai kehidupan yang ditanamkan oleh anggota keluarga, kemampuan anak akan berkembang sesuai dengan yang ditanamkan oleh orang tuanya. Perhatian mereka terhadap hal-hal yang ada di sekelilingnya banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut, dan keluargalah yang menanamkan nilai-nilai tersebut. Keluarga merupakan tempat dimana individu memperoleh pengetahuan pertama dalam kehidupan sosialnya dan mengaktualisasikan fungsi-fungsi kesosialannya, dengan kata lain keluarga merupakan lingkungan utama seorang menerima pelajaran mengenai norma, nilai-nilai dari orang tuanya agar anak dapat bertingkah laku sesuai dengan lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakatnya.
Dalam penelitian ini, permasalahan yang coba diungkap oleh penulis adalah (1). Bagaimana pola asuh tentang keyakinan dalam keluarga beda agama di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, (2). Apa kendala-kendala yang terjadi dalam keluarga beda agama di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah (1). Memperoleh gambaran empirik tentang pola asuh tentang keyakinan dalam keluarga beda agama di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Dan (2). Mengetahui kendala-kendala apa yang terjadi dalam pola asuh dan interaksi pada keluarga beda agama di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Penelitian ini diharapkan secara teoritis mampu menambah khazanah dan memberi sumbangan pada pengembangan studi-studi ilmu sosial-keagamaan, sedangakan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi pihak-pihak terkait, lembaga-lembaga konsultasi perkawinan dan keluarga, kalangan pemuka agama, dan praktisi psikologi keluarga.
Lokasi penelitian di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Data dikumpulkan melalui metode observasi, untuk memperoleh data tentang kehidupan sehari-hari keluarga beda agama, sedangkan metode lainnya adalah wawancara. Metode ini digunakan untuk menggali data tentang pendapat, komentar, wacana, pandangan responden tentang pola asuh Keluarga Beda Agama. Dan metode dokumentasi untuk memperoleh data-data berupa dokumen yang memperkuat penelitian. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan memaparkan data, mencari gambaran tentang pola asuh dalam keluarga beda agama dengan cara mereduksi data-data selama penelitian penelitian berlangsung.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pola asuh demokratis dan laissez faire dalam keluarga orang tua beda agama. Hal ini dikarenakan orang tua membiarkan anaknya memilih agama dari salah satu agama kedua orang tuanya, dengan catatan setelah anak mendapat pengetahuan agama dari kedua orang tuanya. Selain agama, orang tua juga memberikan keleluasaan anak untuk memilih pendidikan yang diinginkan anak, sehingga membuat anak merasa bebas, tidak mempunyai beban dengan adanya perbedaan agama diantara kedua orang tuanya. Lingkungan tidak mempermasalahkan adanya keluarga beda agama dan menerima keberadaannya.
