ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap petani di lokalitas perconcohan terhadap program agropolitan Sumatera Utara.
Daerah penelitian ini ditentukan secara purposive yaitu penentuan sampel berdasarkan pertimbangan–pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Lokasi penelitian terpilih di Desa Nagalingga, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, dengan pertimbangan Kecamatan Merek yang berada di Kabupaten Karo merupakan pusat kawasan agropolitan Sumatera Utara, dan Desa Nagalingga yang berada di Kecamatan Merek merupakan salah satu desa lokalitas percontohan agropolitan. Adapun analisis yang digunakan pada penelitian adalah analisis deskriftif dengan menjelaskan yaitu dengan melihat data perkembangan realisasi program agropolitan di daerah penelitian,dan untuk mengukur sikap petani di lokalitas percontohan dianalisis dengan teknik penskalaan likert yaitu dengan pemberian skor pada setiap pilihan jawaban. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik sosial (umur, tingkat pendidikan formal, tingkat kosmopolitan) dan ekonomi (luas lahan, katersediaan tenaga kerja, total pendapatan keluarga) petani di lokalitas percontohan dengan program agropolitan. Adapun hasil dari analisis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Realisasi program agropolitan di lokalitas percontohan desa Nagalingga Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, sudah berjalan dan telah direalisasikan walaupun belum maksimal. Hal ini terbukti dengan adanya pemberian bantuan berupa pemberian pupuk, bibit, dan obat-obatan. Dan juga telah dilakukan kegiatan pembangunan seperti perbaikan jalan menuju usaha tani dan pembangunan pengembangan SDM petani yang dimaksudkan untuk mendukung dan meningkatkan pengelolaan usahatani sehingga kesejahteraan petanipun bisa meningkat.
2. Sikap petani di lokalitas percontohan terhadap program agropolitan Desa Nagalingga, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo telah diketahui bahwa dari 30 sampel yang menunjukkan sikap positif terhadap program agropolitan adalah sebanyak 18 orang (60 %) dan yang menunjukkan sikap negatif adalah sebanyak 12 orang (40%).
3. Dari hasil analisis diketahui bahwa hampir seluruh faktor-faktor sosial ekonomi petani tidak menunjukkan adanya hubungan, hanya salah satu faktor sosial yaitu tingkat kosmopolitan yang menunjukkan adanya hubungan dengan sikap petani terhadap program agropolitan yang didukung pula oleh tingkat keeratan hubungan yang termasuk kategori cukup kuat.