SARI
Permasalahan dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana sarana prasarana pendidikan jasmani dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMA Negeri se-Kabupaten Demak tahun ajaran 2005/2006 Tujuan penulisan skripsi ini adalah : 1) Mengetahui sarana prasarana pendidikan jasmani dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMA Negeri se-Kabupaten Demak tahun ajaran 2005/2006.
Populasi dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana pendidikan jasmani dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada SMA Negeri se-Kabupaten Demak. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling sehingga seluruh SMA Negeri di Kabupaten Demak sebanyak 11 SMA dijadikan sebagai sampel penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SMA Negeri se-Kabupaten Demak.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analasis data menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan sarana dan prasarana olahraga yang ada di masing-masing SMA Negeri se-Kabupaten Demak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan prasarana olahraga sekolah di SMA Negeri Se-Kabupaten Demak rata-rata cukup mendukung untuk melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani secara layak. Kepemilikan prasarana lapangan sepak bola, bola voli dan bola basket dari 11 SMA Negeri se-Kabupaten Demak telah memadai. Hal ini ditunjukkan dari telah dimilikinya lapangan sepak bola oleh seluruh SMA tersebut, dimilikinya lapangan bola voli dengan jumlah 2 atau lebih oleh 6 SMA atau 54,5% serta telah dimilikinya lapangan bola basket oleh 10 SMA atau 90,1% yang masuk kategori cukup. Bola sepak banyak SMA yang belum tersedia secara baik, bola voli sebagian besar telah tersedia secara baik dan bola basket sebagian besar juga telah tersedia secara baik. Sarana berupa net, tiang net, tiang ring serta peluit sebagian besar sudah memiliki. Pada cabang olahraga atletik, pengadaan lembing, cakram, mistar lompat tinggi, tiang lopat tinggi dan bak lompat jauh ketersediaanya cukup dan hanya tongkat estafet yang ketersediaanya baik sedangkan untuk sarana penunjang olahraga atletik yang terdiri dari stopwatch, meteran dan cangkul sebagian besar telah tersedia dengan cukup baik. Aula yang digunakan untuk cabang olahraga senam sebagian besar SMA tidak memilikinya. Untuk matras senam ketersediaannya secara umum sudah cukup baik, sedangkan peti lompat sebagian belum memiliki dan hanya 6 SMA yang telah memiliki masing-masing 1 buah.
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah : 1) Pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional untuk lebih memperhatikan keadaan sarana dan prasarana olahraga yang ada di SMA, 2) Bagi sekolah-sekolah untuk lebih memperhatikan dan merawat sarana dan prasarana yang sudah ada sehingga pelajaran olahraga dapat berjalan sesuai dengan kurikulum yang sudah ada agar dapat tercapai kualitas yang diharapkan, dan 3) Guru pendidikan jasmani hendaknya lebih kreatif dalam memodifikasi sarana dan prasana yang ada agar proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal.