Abstrak
Saat ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran matematika sukar dipahami, bersifat abstrak, dan menjemukan, sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan. Oleh karena itu guru perlu mengusahakan pembelajaran yang lebih menarik. Di lain pihak, umumnya jumlah siswa pada suatu kelas terlalu besar, kurangnya alat pelajaran, dan siswa perlu mendapat kesempatan untuk bekerja dalam kelompok, serta memperolah umpan balik padahal waktu guru terbatas.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya. Dalam kenyataannya, anak yang belajar dari anak-anak lain yang memiliki status dan umur yang sama, maka dia tidak akan merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap-sikap dari ‘guru-guru’nya tersebut. Sebab ‘guru-guru’nya , yaitu teman sebayanya itu, tidaklah begitu lebih bijaksana dan berpengalaman dari padanya. Anak relatif bebas bersikap dan berpikir, dan dengan perasaan ‘bebas’ yang dimiliki itu maka diharapkan anak dapat lebih aktif dalam berkomunikasi, sehingga dapat mempermudah mereka dalam memahami konsep / materi yang sedang diajarkan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran tutor sebaya jika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 sebanyak 307 siswa. Sampel sebanyak 2 kelas yaitu kelas VIIID sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIG sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini telah diujicobakan, yaitu berupa 30 butir soal obyektif dengan 4 pilihan dan satu jawaban benar. Eksperimen dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya dan sebagai pembanding, pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Hasil penelitian diperoleh t hitung sebesar 2,034 > ttabel (1,66) dengan α= 5% yang berarti Ho ditolak. Diperoleh rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran tutor sebaya sebesar 7,28, sedangkan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional sebesar 6,87. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dengan hasil belajar kelompok kontrol. Dengan kata lain model pembelajaran tutor sebaya lebih efektif daripada pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan persamaan garis lurus.
Disarankan bagi guru agar dapat mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini, sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat digunakan untuk menggeneralisasikan ke populasi yang lebih besar.