Abstrak
Peserta didik kurang memahami konsep yang diajarkan. Hal ini karena guru jarang menggunakan alat peraga. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep. Pembelajaran matematika dengan pendayagunaan alat peraga belum optimal tanpa adanya kesiapan guru sebagai pelaksana pembelajaran. Untuk meningkatkan kesiapan guru dalam pembelajaran, perlu adanya suatu pelatihan. Pelatihan ini dapat dilakukan melalui VCD pemodelan yang disertai pendampingan. Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah melalui pelatihan dengan VCD pemodelan dan pendampingan untuk guru dapat meningkatkan pemaham konsep dan sikap peserta didik kelas V SD Sekaran 2 terhadap pembelajaran matematika materi pokok luas bangun datar. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemaham konsep dan sikap peserta didik kelas V SD Sekaran 2 terhadap pembelajaran matematika materi pokok luas bangun datar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini diawali dengan pelatihan melalui VCD pemodelan yang dilanjutkan dengan pendampingan. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, hal ini karena pemahaman konsep meerupakan pengetahuan tingkat dasar sehingga bisa diselesaikan dengan cepat. Selain itu materi luas bangun datar sedikit dan dapat diselesaikan dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi pemahaman konsep, sikap, aktivitas peserta didik, dan aktivitas guru. Pemahaman konsep diambil dengan tes, sikap diambil dengan angket, aktivitas peserta didik diambil melalui lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan aktivitas guru diambil dengan lembar pengamatan aktivitas guru. Kajian utama penelitian ini adalah pemahaman konsep. Pemahaman konsep merupakan pengetahuan dasar dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Peserta didik harus menguasai pemahaman konsep dengan baik agar bisa belajar untuk pengetahuan yang ada di atasnya yaitu pemecahan masalah, penalaran komunikasi, dan analisis, dengan demikian pembelajaran akan berlangsung secara potimal. Oleh karena itu, batas indikator keberhasilannya cukup tinggi, yaitu jika nilai rata-rata kelas ≥ 75 dengan batas ketuntasan 70% dan sikap peserta didik terhadap pembelajaran matematika ≥ 75% adalah positif.
Penelitian ini memberikan hasil yang baik. Pada siklus 1, rata-rata pemahaman konsep adalah 78,77 dengan ketuntasan 58,3%. Rata-rata sikap 81,67 dengan ketuntasan 66,67%. Nilai aktivitas peserta didik dan guru masing-masing adalah 78,38 dan 75. Pada siklus 2, rata-rata pemahaman konsep adalah 85,88 dengan ketuntasan 83,33%. Rata-rata sikap 86,67 dengan ketuntasan 75%. Aktivitas peserta didik dan guru masing-masing adalah 83,33 dan 81,25.
Hasil akhir yang diperoleh setelah siklus 2 terjadi peningkatan. Kesimpulannya bahwa pembelajaran matematika bercirikan pendayagunaan alat peraga yang didukung kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan sikap peserta didik. Kesiapan guru dapat ditingkatkan melalui pelatihan dengan VCD pemodelan dan pendampingan. Saran yang dapat diajukan bahwa kemampuan pemahaman konsep merupakan kemampuan dasar, di atasnya ada kemampuan pemecahan masalah, penalaran, dan analisis. Kemampuan pemahaman konsep sangat diperlukan dalam rangka menuju ke tingkat kemampuan di atasnya. Oleh karena itu, guru harus berusaha agar setiap peserta didik memahami konsep yang diajarkan. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan kajian utama penalaran komunikasi, pemecahan masalah maupun analisis.