Abstrak
Petani adalah orang-orang yang memelihara dan menentukan bagaimana usaha taninya harus dimanfaatkan. Namun sebagian petani tidak mempunyai pengetahuan serta wawasan yang memadai untuk dapat memecahkan permasalahan mereka. Untuk itu diperlukan metode penyuluhan yang tepat yaitu pendekatan kelompok seperti kelompok tani. Kelompok tani yang diteliti adalah kelompok tani Rumah Pilpil 1.Kelompok tani memiliki 3 peranan yaitu kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi. Peranan kelompok tani diharapkan dapat meningkatkan status sosial ekonomi petani padi sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan kelompok tani, menganalisis perbedaan tingkat kosmopolitan, tingkat adopsi teknologi padi sawah petani, produktifitas petani, pendapatan petani, serta perbedaan perubahan pola konsumsi petani sebelum dan sesudah menjadi anggota kelompok tani Rumah Pilpil I, mengetahui kendala yang dihadapi petani dalam menjalankan usaha tani serta upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – November 2009 di desa Rumah Pilpil, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, yang ditentukan secara Purposive Sampling. Penetuan besar sampel dilakukan secara Simple Random Sampling. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan: banyak kegiatan yang telah dilakukan kelompok tani Rumah Pilpil 1 misalnya diskusi kelompok, penggunaan mesin perontok gabah, penggunaan benih unggul, pembagian pupuk bersubsidi, pengolahan lahan yang baik, mengikuti ceramah untuk pembinaan kelompok tani, pengajuan proposal untuk menerima PUAP, tingkat kosmopolitan dan adopsi teknologi petani sesudah menjadi anggota kelompok tani lebih tinggi sebelum menjadi anggota kelompok tani, produktifitas dan pendapatan petani padi sawah sebelum menjadi anggota kelompok tani lebih rendah, ada perbedaan perubahan pola konsumsi petani sebelum dan sesudah menjadi anggota kelompok tani, kendala- kendala yang dihadapi kelompok tani dalam kegiatan usaha taninya adalah petani tidak memiliki cukup modal, saluran irigasi yang kurang baik, transportasi yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan, dan ada upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut seperti petani mendapatkan pinjaman modal dari petani yang memiliki modal yang lebih besar, petani bersama-sama gotongroyong memperbaiki saluran, petani menggunakan beko untuk mengangkut hasil panen.