Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jamur Trichoderma harzianum dan pupuk organik untuk mengendalikan patogen tular tanah Sclerotium rolfsii Sacc. pada tanaman kedelai.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian, Universitas Sumetera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat + 25 m di atas permukaan laut mulai bulan Mei hingga Juli 2007.
Penelitian ini menggunakan Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor yang terdiri dari 16 kombinasi perlakuan. Faktor pertama adalah jamur Trichoderma harzianum terdiri dari T0 ( kontrol), T1 (T. harzianum dengan dosis 25 g/polybag), T2 (T. harzianum dengan dosis 50 g/polybag), dan T3 (T. harzianum dengan dosis 75 g/polybag). Faktor kedua adalah pupuk organik yang terdiri dari B0 (kontrol), B1 ( 0,5 Kg pupuk organik/polybag), B2 (1 Kg pupuk organik/polybag), dan B3 (1,5 pupuk organik/polybag).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Trichoderma harzianum berpengaruh sangat nyata (1 - 5 MSI) terhadap kejadian penyakit Sclerotium rolfsii. Rataan kejadian penyakit pada 5 MSI tertinggi terdapat pada T0 ( kontrol) sebesar 50 % dan terendah pada T3 sebesar 10,42 %, sedangkan untuk faktor pupuk organik, tertinggi pada B0 (kontrol) sebesar 47,92 % dan terendah pada B3 sebesar 14,58 %. Interaksi kedua faktor ini menunjukkan pengaruh yang sangat nyata pada 1 MSI - 4 MSI, sedangkan pada 5 MSI menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap kejadian penyakit Sclerotium rolfsii Sacc. Dalam perlakuan interaksi pada 5 MSI, kejadian penyakit tertinggi pada T0B0 (kontrol) sebesar 83,34 % dan yang terendah adalah T2B2, T2B3, T3B1, dan T3B3 sebesar 0 %.
Parameter tinggi tanaman menunjukkan pengaruh yang sangat nyata untuk kedua faktor dan interaksinya pada pengamatan 7 dan 8 MST. Untuk faktor Trichoderma harzianum pada pengamatan 8 MST, tinggi tanaman tertinggi terdapat pada pada perlakuan T3 sebesar 88,74 cm dan terendah pada perlakuan T0 (kontrol) sebesar 60,13 cm, sedangkan untuk faktor pupuk organik tertinggi pada B3 sebesar 87,58 cm dan terendah pada B0 sebesar 69,54 cm. Untuk interaksi kedua faktor rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan T2B0 sebesar 92,2 cm dan terendah pada perlakuan T0B0 (kontrol) sebesar 38 cm. Produksi kedelai menunjukkan pengaruh yang nyata untuk kedua faktor dan interaksinya. Rataan produksi tertinggi terdapat pada perlakuan T3B3 sebesar 31.10 g/tan dan terendah terdapat pada perlakuan T0B0 sebesar 4,75 g/tan.