SARI
Kondisi akhir – akhir ini menunjukkan telah terjadi degradasi moral pada kualitas personal bangsa Indonesia terutama generasi muda. Banyak faktor yang mempengaruhi gejala – gejala degradasi moral tersebut. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah benar tertib sekolah berisi muatan sarana pendidikan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang?, (2) Bagaimana pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai sarana pendidikan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang?, (3) Bagaimana kendala– kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai sarana pendidikan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang?.
Dasar penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Ada 2 (dua) variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: (1) Tingkah laku siswa dalam implementasi tata tertib sekolah sebagai sarana pendidikan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang, (2) Pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai sarana pendidikan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang, dan (3) Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai sarana pendidikan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran terhadap tata tertib sekolah sebagai sarana pendidikan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang tergolong tinggi. Pelanggaran tata tertib sekolah tersebut meliputi tidak masuk tanpa keterangan (alpa), meninggalkan pelajaran tanpa izin, baju tidak dimasukkan, mencorat – coret seragam sekolah, berkelahi, tidak segera menempuh atau menyelesaikan remidi. Bentuk – bentuk pelanggaran tata tertib sekolah bersifat ringan, sedang, dan berat. Faktor – faktor penyebab siswa melanggar tata tertib sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang adalah faktor internal dan eksternal. Berdasarkan penelitian pendidikan moral selain diajarkan melalui bentuk formal dalam mata pelajaran juga dapat diberikan dalam bentuk informal melalui bentuk – bentuk lain seperti adanya tata tertib sekolah. Pendidikan moral pada intinya adalah mengajarkan dan melatih siswa terhadap kesadaran moral. Implementasi tata tertib sekolah sebagai sarana pendidikan moral adalah pada isi tata tertib sekolah (content), berperan sebagai alat pencegah (preventif) dan sanksi yang mendidik. Perbedaannya hanya terletak pada bentuk dan cara menggunakannya. Pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai sarana pendidikan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang menggunakan sistem credit poin. Kendala – kendala utama yang dihadapi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang adalah kurangnya konsistensi Guru dalam penegakan tata tertib sekolah. Upaya – upaya sekolah dalam penegakan tata tertib sekolah adalah secara preventif, kuratif atau rehabilitatif dan represif.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah, orang tua dan masyarakat. Kepala Sekolah hendaknya terus berkomitmen dan lebih intensif mengadakan penegakan kedisiplinan siswa serta fasilitas pendukung dalam upaya menekan tingkat pelanggaran siswa terhadap tata tertib sekolah. Guru hendaknya terus melakukan kontrol terhadap pelanggaran tata tertib sekolah terutama membina kedisiplinan siswa. Siswa hendaknya dengan penuh kesadaran diri untuk mematuhi tata tertib sekolah. Orang tua hendaknya ikut serta melakukan pembinaan moral anaknya agar patuh dan taat terhadap tata tertib sekolah.