SARI
Pada usia remaja timbul keinginan untuk lebih menarik perhatian dari orang lain di sekelilingnya, sehingga remaja yang tidak mendapat perhatian di dalam rumah mencari perhatian di luar rumah bahkan dengan melakukan pelanggaran-pelanggaran. Tindakan remaja melanggar hukum, norma masyarakat, dan tata tertib sekolah disebut kenakalan remaja. Kenakalan remaja terutama terjadi di kota-kota besar, namun kebenaran argumen ini perlu dibuktikan dengan penelitian.
Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah: (1) Bagaimanakah bentukbentuk kenakalan remaja di Kota Semarang?, (2) Faktor-faktor apa yang menyebabkan kenakalan remaja di Kota Semarang?, (3) Bagaimanakah peran Polwiltabes dalam penanganan kenakalan remaja di Kota Semarang?
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui gambaran tentang bentukbentuk kenakalan remaja di Kota Semarang, (2) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja di Kota Semarang, (3) Untuk mengetahui peran Polwiltabes dalam penanganan kenakalan remaja di Kota Semarang. Kegunaan penelitian ini: (1) Secara teoritis sebagai bahan evaluasi bagi pihak yang menangani permasalahan kenakalan remaja, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, serta aparat pemerintah. (2) Secara praktis bermanfaat untuk mengarahkan remaja dan meminimalkan kenakalan remaja dengan upaya preventif dan represif.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian di Polwiltabes Semarang. Informan penelitian adalah petugas-petugas yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja di Kota Semarang. Fokus penelitian berupa penanganan kenakalan remaja yakni persiapan, pelaksanaan, dan hasil. Setelah mendapatkan landasan kepustakaan, kemudian dilakukan penumpulan data dari person atau orang serta dokumen dengan metode wawancara (interview) serta dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan model analisis interaksi.
Hasil penelitian menunjukkan bentuk-bentuk kenakalan remaja di Kota Semarang antara lain tawuran pelajar, terlambat masuk sekolah, tidak masuk sekolah atau membolos, perjudian (tekpo), perkelahian antar siswa dalam satu sekolah, merokok di sekolah, penggunaan obat-obatan terlarang, kehamilan di luar nikah, dan aborsi. Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja meliputi kurangnya penyaluran emosi, kegagalan prestasi sekolah, keluarga berantakan (broken home), keadaan ekonomi pas-pasan, rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, pengaruh media cetak dan elektronik, juga kurangnya pendidikan agama. Dalam penanganan kenakalan remaja Polwiltabes menempatkan personilnya di tempattempat rawan tawuran, mengadakan operasi di mal-mal, memberikan penyuluhan ke sekolah-sekolah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang, dan penahanan terhadap remaja yang terbukti melakukan tindak pidana.
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi aparat kepolisian supaya mencermati faktor-faktor penyebab kenakalan remaja, keluarga agar lebih memberikan kasih sayang dan perhatian sehingga remaja tidak mencari perhatian di luar rumah, selain memberikan materi yang bersifat ilmu pengetahuan sekolah juga menanamkan nilai moral kepada siswanya, juga masyarakat diharapkan andilnya dalam menciptakan lingkungan yang nyaman bagi perkembangan diri remaja.