ABSTRAK
Manajemen sekolah dipandang sebagai suatu pendekatan pengelolaan sekolah dalam rangka desentralisasi pendidikan yang memberikan wewenang yang luas kepada sekolah untuk mengambil keputusan mengenai pengelolaan sumber daya pendidikan sekolah. Hasil observasi awal tentang manajemen sekolah di SMA Negeri dan SMA Swasta se-kabupaten Banjarnegara memiliki kelemahan dalam hal implementasi kinerja manajemen sekolah.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMA baik negeri maupun swasta se-kabupaten Banjarnegara yang semuanya berjumlah 13. Sampel penelitian ini adalah 6 sekolah yaitu 3 SMA negeri dan 3 SMA swasta. Dilakukan dengan teknik stratified random sampling berdasarkan wilayah dan status.
Variabel dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah, manajemen kurikulum, manajemen tenaga kependidikan, manajemen kesiswaan, dan manajemen sarana prasarana pendidikan. Metode pengumpulan data: metode wawancara, angket, dan dokumentasi. Instrument yang disusun diuji validitas dan realibilitasnya Untuk uji validitas menggunakan rumus Product Moment, sedang uji reliabilitas menggunakan rumus alpha. Metode analisis data adalah analisis deskriptif dan interprestasi skor.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja manajemen sekolah SMA negeri berada pada kategori sangat baik, dan kinerja SMA swasta berada pada kategori baik. Adapun kelemahan kinerja manajemen sekolah terdapat pada masingmasing komponen manajemen sekolah yang meliputi manajemen kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, sarana dan prasarana serta manajemen kepemimpinan kepala sekolah.
Simpulan dalam penelitian ini Secara rata-rata manajemen kurikulum, kependidikan, kesiswaan, serta sarana dan prasarana di SMA se-kabupaten Banjarnegara sudah ideal, walaupun masih ada sebagian aspek yang masih perlu dioptimalkan dan ada kelemahan pada manajemen tersebut yakni terdapat pada masing-masing komponen manajemen sekolah. Saran dalam penelitian ini masing-masing kepala sekolah baik SMA negeri dan swasta hendaknya dapat mengoptimalkan kompetensinya. Dalam aspek kurikulum dan program pengajaran hendaknya lebih mengoptimalkan dalam hal penilaian hasil belajar, pada aspek seleksi penerimaan siswa baru. Dalam perekrutan tenaga perpustakaan dan laboratorium sebaiknya dicari orang yang memiliki background tersebut. Pada aspek sarana dan prasarana lebih meningkatkan pada aspek pengadaan dan pemeliharaan sekolah.