SARI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan teknis tes kondisi fisik. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri se-kota Semarang sebanyak 113 orang. Sampel yang digunakan adalah 50 orang yang dipilih secara acak. Variable penelitian adalah kondisi fisik Resimen Mahasiswa Mahadipa. Dalam penelitian tes yang digunakan adalah tes Samapta Militer yang terdiri dari samapta “A” yaitu lari 12 menit dan samapta “B” yang terdiri dari (1) Pull-Up, (2) Push-UP, (3) Sit-UP,(4) Squat-Jump, (5) Doging-Run (Lari angka delapan). Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode statistic deskriptif prosentase.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa tes samapta “A” yaitu lari 12 menit (baik), tes samapta “B” yaitu (1) Pull-Up (baik), (2) Push-Up (baik), (3) Sit-Up (baik), (4) Squat-Jump (baik), (5) Doging-Run (lari angka delapan) (kurang). Jadi rata-rata keseluruhan tes kondisi fisik dalam tingkat kategori BAIK, yaitu dengan persentase Baik sekali 12 %, Cukup 8 % dan rata-rata dalam keadaan baik 80 %.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa Perguruan Tinggi Negeri se-kota Semarang dalam keadaan baik sekali 6 (12%) orang dalam dan 4 (8%) orang dalam keadaan cukup serta keadaan baik 40 orang (80%), dari seluruh sampel yang mengikuti tes kondisi fisik. Berdasarkan hasil penelitian disarankan perlu adanya peningkatan latihan yang mengarah pada kelincahan, koordinasi, keceptan, ketepatan dan cara mengubah arah.. Pola pembinaan fisik yang mengarah pada pembentukan otot yang berlebihan akan menyebabkan otot-otot tubuh terasa kaku . Untuk itu pola pembinaan fisik harus seimbang, sehingga tujuan pembinaan fisik yang dituntut pada pembentukan otot yang kuat tetap tercapai, tetapi otot tetap lentur, oleh karena itu terbentuk gerak otot tubuh yang kuat tapi lincah, koordinasinya mudah serta flexibilitas otot tetap terjaga.