ABSTRAK
Pembelajaran ekonomi di MAN Pemalang belum sepenuhnya mengarah pada keaktifan siswa. Metode ceramah masih mendominasi dalam pembelajaran, sehingga disinyalir menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Pembelajaran kontruktivisme yang mengedepankan pada pola membangun pengetahuan sendiri pada siswa. Salah satu alternatif pendekatan kontruktivisme yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah metakognitif melalui pemahaman awal. Satu minggu sebelum pembelajaran dimulai anak mendapat tugas-tugas dengan harapan akan membangun sendiri pengetahuan awal sehingga menjadi lebih siap ketika mengikuti pembelajaran.
Yang menjadi permasalahannya, adakah perbedaan yang signfikan tingkat ketuntasan hasil belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi metakognitif melalui pemahaman awal dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa strategi metakognitif melalui pemahaman awal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan yang signfikan tingkat ketuntasan hasil belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi metakognitif melalui pemahaman awal dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa strategi metakognitif melalui pemahaman awal
Populasi yang diteliti adalah siswa kelas X MAN Pemalang sebanyak 9 kelas. Sampel yang diteliti adalah kelas X7 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X8 sebagai kelompok kontrol yang diambil dengan teknik random sampling. Data yang dikaji adalah ketuntasan belajar. Data tersebut dikumpulkan menggunakan teknis tes. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata ketuntasan belajar pada kelompok eksperimen sebesar 7,13 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 6,08. Melalui uji t diperoleh thitung = 4,449 > ttabel (1,66) yang berarti ada perbedaan yang signfikan tingkat ketuntasan hasil belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi metakognitif melalui pemahaman awal dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa strategi metakognitif melalui pemahaman awal.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bahwa pembelajaran dengan strategi metakognitif melalui pemahaman awal lebih baik daripada pembelajaran tanpa menerapkan stategi metakognitif melalui pemahaman awal. Disarankan kepada guru untuk dapat menerapkan strategi metakognitif melalui pemahaman awal dengan cara memberi penugasan-penugasan sebelum pembelajaran dimulai. Namun demikian hendaknya masalah-masalah yang diberikan tidak terlalu memberatkan sehingga tidak menjadi beban bagi siswa. Strataegi metakoginitif ini perlu ditindaklanjuti dengan pembelajaran di dalam kelas dengan tetap memberikan proporsi yang lebih luas pada keaktifan siswa, seperti melalui diskusi dan presentasi.