SARI
Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan refleksi atau pengkajian ulang terhadap Kurikulum 1994. Kurikulum 2004 mengutamakan pencapaian standar kompetensi siswa. Dalam pembelajaran, siswa dituntut untuk aktif dan kreatif memperoleh pengetahuan, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia lebih menekankan pada empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMA, ada beberapa kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, untuk keterampilan menulis salah satunya adalah menulis proposal. Mengingat pentingnya kemampuan menulis proposal, maka kompetensi dasar menulis proposal harus benar-benar dikuasai siswa. Berdasarkan hasil tes awal dan wawancara dengan guru kelas, keterampilan menulis proposal kegiatan siswa kelas XI IA 2 SMA 09 Semarang masih rendah, hal ini terlihat pada nilai rata-rata hasil tes yang belum mencapai target. Rendahnya keterampilan siswa ini disebabkan oleh faktor dari siswa dan faktor pola pembelajaran guru yang kurang tepat. Pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis proposal kegiatan. Pendekatan kontekstual membantu guru mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong keaktifan siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengangkat masalah; 1) apakah pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis proposal kegiatan siswa kelas XI IA 2 SMA 09 Semarang? dan 2) apakah terjadi perubahan perilaku siswa kelas XI IA 2 setelah mengikuti pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan? Berdasarkan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui apakah pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas XI IA 2 dalam menulis proposal kegiatan, dan 2) mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku siswa kelas XI IA 2 dalam menulis proposal kegiatan setelah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan inkuiri.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diambil melalui tes dan nontes. Alat pengambilan data berupa pedoman observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis proposal kegiatan siswa kelas XI IA 2 mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan. Peningkatan keterampilan siswa ini dapat dilihat dari hasil tes prasiklus, siklus I dan siklus II. Hasil tes prasiklus nilai rata-rata siswa 53,7. Setelah dilakukan tindakan siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 68,9, artinya terjadi peningkatan sebesar 18,89% dari prasiklus. Setelah dilakukan tindakan siklus II, nilai rata-rata menjadi 76,1 atau meningkat sebesar 19,05%. Masing-masing aspek dalam menulis proposal kegiatan juga mengalami peningkatan. Aspek kelengkapan unsur skor rata-rata prasiklus sebesar 10,7, rata-rata siklus I sebesar 13,9 dan rata-rata siklus II sebesar 17,1. Aspek penggunaan ejaan dan tanda baca pada prasiklus sebesar 5,8, siklus I menjadi 6,7, dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 8,1. Pada prasiklus, aspek pilihan kata skor rata-rata sebesar 10,6, siklus I 12,6, dan pada siklus II meningkat menjadi 14,7. Aspek penyusunan kalimat pada prasiklus sebesar 9,6, kemudian meningkat pada siklus I menjadi 10,6, pada siklus II menjadi sebesar 12,9. Aspek kesesuaian tiap unsur pada prasiklus sebesar 4,9, siklus I meningkat menjadi 5,9 dan siklus II menjadi 7,3. Aspek sistematika pada prasiklus skor rata-rata sebesar 4,9, pada siklus I meningkat menjadi 6,4, dan pada siklus II menjadi 7,6. Aspek kerapian tulisan untuk prasiklus sebesar 7,1, pada siklus I meningkat menjadi 7,7 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 8,4. Peningkatan keterampilan menulis proposal kegiatan ini diikuti dengan perubahan perilaku siswa keles XI IA 2. perilaku negatif siswa berubah menjadi perilaku positif. Pada siklus II siswa terlihat menikmati pembelajaran, mereka juga semakin aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu, (1) pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan dapat dijadikan alternatif untuk membelajarkan keterampilan menulis khususnya keterampilan menulis proposal kegiatan. (2) peneliti lain hendaknya termotivasi untuk melengkapi penelitian ini dengan menerapkan pendekatan lain yang dapat meningkatkan keterampilan menulis proposal kegiatan siswa; (3) peneliti di bidang pendidikan maupun di bidang bahasa hendaknya selalu termotivasi untuk melakukan penelitian tentang teknik-teknik pembelajaran sehingga diperoleh alternatif teknik pembelajaran baru khususnya pembelajaran menulis.