ABSTRAK
Metode belajar, kesiapan guru dan persepsi sebagian besar peserta didik terhadap Matematika menjadi penyebab stagnannya pengajaran matematika. Pendekatan yang diterapkan kurang bermakna dan tidak mengaplikasikan keterampilan berhitung pada situasi pemecahan masalah sehingga peserta didik menjadi bosan dan tidak menyenangi Matematika. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan yang dapat mengubah persepsi tersebut melalui model pembelajaran yang mudah diterima oleh peserta didik dan bersifat realistis. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti suatu model pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) lebih efektif dibanding dengan model pembelajaran menggunakan media Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam metode discovery dan ekspositori pada pokok bahasan segi empat bagi peserta didik kelas VII semester 2 SMP Negeri 4 Kudus tahun pelajaran 2006/2007.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII semester 2 SMP Negeri 4 Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dengan jumlah seluruhnya 301 peserta didik. Sampel penelitian ini sebanyak 128 peserta didik yang terbagi dalam kelompok eksperimen I menggunakan model pembelajaran RME terdiri dari 42 peserta didik, kelompok eksperimen II menggunakan model pembelajaran dengan media LKS dalam metode discovery terdiri dari 43 peserta didik dan kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori terdiri dari 43 peserta didik. Untuk memperoleh data digunakan tes pada tiap-tiap kelompok dalam bentuk uraian. Pengujian hipotesis menggunakan analisis varians satu arah (One-Way ANOVA).
Berdasarkan ANAVA dengan taraf signifikansi(α = 5%) diperoleh nilai kritis(αˆ = 0,007 ), karena αˆ α maka hipotesis ditolak. Berdasar uji lanjut dengan uji pembandingan ganda Scheffe diperoleh data sebagai berikut. Kelompok Interval konvidensi Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan bahwa (1) kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan implementasi model pembelajaran RME lebih baik dibanding kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan implementasi model pembelajaran ekspositori, (2) kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan implementasi model pembelajaran RME lebih baik dibanding kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan implementasi model pembelajaran menggunakan media LKS dalam metode discovery, (3) kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan implementasi model pembelajaran menggunakan media LKS dalam metode discovery tidak bisa dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam implementasi model pembelajaran ekspositori. Saran yang dapat disumbangkan dalam penelitian ini adalah para guru matematika supaya lebih kreatif dalam mencari suatu bentuk model pembelajaran sebagai alternatif dalam pengajaran. Salah satu alternatifnya adalah model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME).