ABSTRAK
Pangan dan Gizi merupakan faktor penting dalam peningkatan sumber daya manusia. Konsumsi makan yang baik dapat dicapai melalui peningkatan jumlah dan mutu gizi makan yang dikonsumsi. Kebiasaan makan pada masyarakat akan mempunyai peran yang penting dalam pembentukan kebiasaan makan keluarga dan individu. Kebiasaan makan adalah cara individu atau kelompok individu dalam memilih makan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologik, sosial dan budaya. Permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah 1). Bagaimana gambaran kebiasaan makan masyarakat Betawi. 2). Bagaimana gambaran kebiasaan makan dilihat kondisi sosial ekonomi dan kecukupan energi 3). Adakah hubungan antara kebiasaan makan dengan kondisi sosial ekonomi dan kecukupan energi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1). gambaran kebiasaan makan masyarakat Betawi, 2).untuk mengetahui gambaran tentang kebiasaan makan masyarakat Betawi dengan kecukupan energi, 3).untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan makan masyarakat Betawi dengan kondisi sosial ekonomi dan kecukupan energi.
Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu rumah tangga yang berusia 30-40 tahun yang berjumlah 33 orang, karena subyek penelitian kurang dari 100 maka peneliti mengambil semuanya sebagai sampel sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Variabel yang diteliti adalah variabel bebas (X) dalam penelitian ini ada 2 yaitu (X1) kebiasaan makan dan (X2) kondisi sosial ekonomi. Untuk variabel terikat (Y) adalah angka kecukupan energi. Pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, metode angket dan metode recall. Uji coba instrumen (uji validitas dan reliabilitas) peneliti mengambil 20 responden diluar populasi yang memiliki kondisi tidak jauh berbeda dengan populasi. Teknik analisis yang digunakan adalah deskritif persentase, korelasi ganda dan koefisien determinasi, yang sebelumnya data diuji dengan uji normalitas data.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan dari 33 responden terdapat 15 responden (45,45%) yang memiliki kebiasaan makan sangat baik, 18 responden (45,55%) memiliki kebiasaan makan yang baik. Untuk kondisi sosial ekonomi ada 4 (12,12%) dengan kriteria sangat baik, 15 (45,450%) kriteria baik, 14 (42,42%) dalam kriteria cukup, sedangkan untuk kecukupan energi 22 responden (66,67%) kategori kurang baik, 7 responden (8,03%) kategori baik dan 3 responden (9,09%) kategori sangat baik. Analisis data membuktikan ada hubungan antara kebiasaan makan dan kondisi social ekonomi dengan kecukupan energi.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kebiasaan makan masyarakat Betawi termasuk dalam kategori baik terlihat dari pola konsumsi pangan, ideologi pangan, prefrensi pangan dan sosio budaya. Tingkat kondisi sosial ekonomi termasuk baik, dari segi penghasilan, keadaan rumah dan perlengkpan rumah tangga. Ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan makan masyarakat Betawi dengan kondisi sosial ekonomi dan kecukupan energi. Perlu dilakukan penelitian ulang karena alat ukur yang digunakan kurang dapat mengungkap kondisi yang sebenarnya.