ABSTRAK
Daun sengon dapat digunakan sebagai pewarna tekstil khususnya yang berasal dari serat protein, misalnya serat sutera, kain ini memiliki daya serap yang cukup tinggi. Agar warna dapat terserap dengan baik diperlukan zat pembangkit misalnya dengan menggunakan mordan tawas. Berdasarkan kenyataan tersebut permasalahan penelitian ini : 1) Apakah daun sengon dapat digunakan sebagai pewarna pada proses pencelupan kain sutera?, 2) Apakah ada perbedaan kualitas warna kain sutera yang dicelup menggunakan bantuan mordan tawas dengan konsentrasi yang berbeda? dan 3) Konsentrasi mordan tawas manakah yang tepat untuk menghasilkan kualitas warna yang optimal?. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui apakah daun sengon dapat dipakai sebagai pewarna pencelupan kain sutera, 2) Mengetahui perbedaan kualitas warna kain sutera yang dicelup menggunakan bantuan mordan tawas dengan konsentrasi yang berbeda, dan 3) Mengetahui berapa besar minimal pemakaian konsentrasi mordan tawas yang tepat untuk menghasilkan warna yang optimal.
Obyek dalam penelitian ini adalah daun sengon, kain sutera dan tawas. Variabel dalam penelitian ini adalah mordan tawas dengan konsentrasi 25gr/l, 50gr/l, 75gr/l, 100gr/l, 150gr/l dan 200gr/l sebagai variable bebas, kualitas warna kain sutera sebagai variabel terikat dan konsentrasi larutan ekstrak daun sengon 500 gr/l, temperatur 400C, waktu mordanting 60 menit, waktu pencelupan 60 menit, frekuensi pencelupan 5 × , jenis tawas AL 2 (SO4)3 dan jumlah orang yang mencelup sebagai variabel kontrol. Pengumpulan data menggunakan metode eksperimen. Analisis data menggunakan analisis varian dilanjutkan uji tukey untuk data yang berdistribusi normal dan analisis kruskal wallis dilanjutkan uji mann whitney untuk data yang tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil penelitian hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa daun sengon dapat dipakai sebagai pewarna pada proses pencelupan kain sutera yang menggunakan mordan tawas. Kualitas warna kain sutera yang dicelup dengan ekstrak daun sengon menggunakan mordan tawas berbeda secara signifikan. Semakin tinggi konsentrasi mordan tawas yang digunakan, ketahanan luntur warna terhadap pencuciannya semakin baik, dan warna kain sutera yang dihasilkan semakin tua. Pemakaian mordan tawas yang tepat untuk menghasilkan kualitas pewarnaan kain sutera yang optimum dengan ekstrak daun sengon yaitu pada konsentrasi minimal 150 g/l.
Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini: 1) Bagi produsen kain sutera dapat memanfaatkan ekstrak daun sengon sebagai bahan pewarna alami pengganti bahan pewarna sintetik. Untuk memperoleh ketahanan luntur warna yang baik, dan arah warna yang bervariasi dapat digunakan garam tawas sebagai mordan, 2) dapat dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan mordan lain.