ABSTRAK
Membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (life long learning). Menurut Doman waktu terbaik untuk belajar membaca kira-kira bersamaan waktunya dengan anak belajar bicara, dan masa peka belajar anak terjadi pada rentang usia 3 hingga 5 tahun. Metode multisensori berhasil digunakan untuk mengatasi kelemahan membaca pada penderita disleksia, namun belum diketahui pengaruhnya jika diterapkan pada anak-anak di sekolah formal yang kurang menunjukkan peningkatan kemampuan membaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode multisensori dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak-anak Taman Kanak-kanak.
Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah siswa tahun pertama Taman Kanak-kanak berusia 3-5 tahun. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain eksperimen pretest-posttest control group design. Subjek penelitian berjumlah 20 orang yang dibagi ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan teknik matching. Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen berupa metode multisensori untuk belajar membaca 10 kata selama 9 kali pertemuan, 3 kali seminggu.
Hasil pengujian hipotesis dengan teknik nonparametrik Wilcoxon Signed Ranks Test menghasilkan nilai Asymp. Sig. sebesar 0,005 yang kurang dari taraf nyata ( = 0,05). Maka dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari metode multisensori dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak Taman Kanak-kanak. Oleh karena itu, para praktisi pendidikan anak usia dini sebaiknya mengajarkan membaca dengan metode yang sesuai prinsip PAUD, memberikan stimulasi membaca yang memperhatikan faktor-faktor perkembangan anak dan dikemas secara menyenangkan.