ABSTRAK
Kain songket Palembang merupakan kain adat bagi masyarakat Palembang dan digunakan sebagai simbol status sosial seseorang dalam masyarakatnya selain harta kekayaan. Motif-motif dalam kain songket Palembang mengandung makna simbolis yang bersifat sakral karena dahulu kain songket dipakai dalam upacara perkawinan, keagamaan dan upacara adapt lainnya dan tidak untuk dipakai seharihari. Sekarang ini banyak kain songket buatan pabrik yang beredar dipasaran dengan harga relatif terjangkau membuat kain songket buatan tangan menjadi berkurang peminatnya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka timbul permasalahan, yaitu apakah motif yang terkandung dalam kain songket Palembang masih menunjukan makna simbolisnya dan apakah kain songket Palembang masih digunakan sebagai penentu simbol status sosial seseorang di Kelurahan Serengam 32 Ilir Kecamatan Ilir Barat Palembang, Sumatera Selatan.
Penelitian ini juga bertujuan untuk : 1) Menggambarkan mengenai makna simbolis apa saja yang terkandung dalam motif kain songket Palembang, 2) Untuk mengungkap apakah kain songket hingga saat ini masih digunakan atau dijadikan sebagai simbol status sosial di Kelurahan Serengam 32 Ilir Kecamatan Ilir Barat Palembang, Sumatera Selatan. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah untuk mengungkapkanapakah kain songket Palembang hingga saat ini masih digunakan atau dijadikan sebagai simbol status sosial seseorang di Kelurahan Serengam 32 Ilir Kecamatan Ilir Barat Palembang, Sumatera Selatan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai permasalahan tertentu dalam hal ini mengenai makna simbolis kain songket sebagai simbol status sosial di Kelurahan Serengam 32 Ilir, Kecamatan Ilir Barat Palembang, Sumatera Selatan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode observasi digunakan untuk mengamati mengenai makna simbolis yang terkandung dalam kain songket, metode wawancara dilakukan secara langsung dengan sumber data atau narasumber yaitu dengan tokoh masyarakat, konsumen dan pemilik industri kain songket Palembang dengan alat pengumpulan data yang dinamakan pedoman wawancara / interview guide. Sedangkan metode dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang berasal dari foto-foto kain songket dan peristiwa penggunakan kain songket Palembang. Uji keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber yang digunakan untuk membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen ( buku-buku ) yang berkaitan dengan permasalahan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan kain songket saat ini sudah mengalami pergeseran makna simbolisnya. Status sosial seseorang dalam masyarakat dapat dikatakan sebagai orang terpandang adalah dilihat dari penggunaan kain songket dengan banyak benang emas yang berkualitas, semakin banyak benang emas yang digunakan maka semakin mahal pula kain songket tersebut.Sekarang ini sudah tidak ada lagi perbedaan penggunaan dalam hal warna dan motif kain songket, tidak ada warna khusus yang membedakan untuk pesta perkawinan dengan acara resmi. Warna dan motif apapun boleh digunakan sesuai dengan selera masing-masing pemakai.
Simpulan dari penelitian ini adalah telah terjadi pergeseran makna atau nilai simbolis kain songket. Orang lebih cenderung bebas dalam memilih warna atau motif kain songket tanpa melihat pada makna simbolis yang terkandung dalam kain songket itu sendiri. Saran dalam penelitian ini adalah perlunya dilakukan pelestarian kain songket Palembang sebagai kain adat bagi masyarakat Palembang yang mengandung makna simbolis agar tetap lestari dan tidak punah.