BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Disiplin adalah esensial bagi semua kegiatan kelompok yang terorganisasi. Para anggota harus mengendalikan semua keinginan-keinginan pribadinya masing-masing dan bekerja sama untuk kebaikan semua. Dengan kata lain, mereka harus mengikuti dengan layak tata perilaku yang ditetapkan oleh pemimpin sehingga tujuan-tujuan yang telah disepakati itu bisa dicapai. Masalah disiplin merupakan suatu hal yang penting bagi seorang guru. Tanpa adanya kedisiplinan yang besar di dalam setiap diri guru maka alam kelabu akan selalu menutupi dunia pendidikan dan pengajaran. Untuk menjelaskan istilah, pengertian disiplin biasanya disamakan dengan istilah siasat. Untuk pengertian .siasat. dapat ditempuh dengan menjelaskan pengertian ketertiban.
Seorang dikatakan menjalankan ketertiban jika seorang tersebut menjalankan peraturan karena pengaruh dari luar, misalnya guru, kepala sekolah, orang tua dll. Sedangkan seseorang dikatakan bersiasat jika orang tersebut menjalankan peraturan atas dasar ke insafan. Dan kesadaran dari orang tersebut bahwa peraturan harus dijalankan dengan mengingat kepentingan umum dan juga kepentingan sendiri.
Dan disiplin bukanlah tata tertib di sekolah, melainkan sifat tanggung jawab dari anak terhadap peraturan-peraturan di sekolah. Penekanan disiplin dalam dunia pendidikan mutlak diperlukan, terutama untuk mereka yang telah mengikuti pendidikan formal. Disiplin tidak hanya penting untuk masyarakat secara keseluruhan tetapi juga bermanfaat bagi anggota masyarakat secara individual. Dewasa ini aspek kedisiplinan telah mengalami penurunan. Hal ini hampir terjadi di seluruh lapisan masyarakat, baik lapisan atas, menengah, hinggah bawah.
Gejala tersebut ditujukan dengan rendahnya kesadaran masyarakat dalamnya melakukan berbagai pelanggaran terhadap peraturan dan ketentuan hukum tanpa pernah merasa bersalah. Bahkan yang lebih menyedihkan adalah pelanggaran itu dilakukan oleh aparat penegak hukum yang notabene sebagi penegak disiplin dan panutan masyarakat dalam disiplin. Dari gejala ketidak disiplinan masyarakat pada umumnya dan siswa pada khususnya, kita dapat melihat fenomena bahwa dari akibat hal tersebut maka kurang berhasil dalam studi mereka di sekolah yang pada akhirnya akan menjadi beban masyarakat di kemudian hari.
Dan pada umumnya, sistim nilai yang ditekankan dalam dunia pendidikan adalah pencapaian prestasi belajar. Prestasi belajar selanjutnya dijadikan patokan perilaku yang harus dicapai siswa. Dengan menetapkan prestasi belajar sebagai patokan perilaku, guru selalu berusaha agar siswa mencapai patokan tersebut. Sudah barang tentu tidak semua siswa berhasil mencapai prestasi belajar yang telah ditetapkan, akan dipandang sebagai siswa yang mempunyai kemampuan dan usaha yang tinggi oleh guru dan siswa-siswa lainnya. Sebaliknya, siswa yang tidak berhasil mencapai prestasi yang telah di tetapkan akan dipandang sebagi siswa yang tidak atau kurang mempunyai kemampuan dan usaha.
Belajar sebagai proses perusahaan tingkah laku yang terjadi di dalam satu situasi, bukan dalam satu ruang hampa. Situasi belajar ini ditandai dengan motifmotif yang ditetapkan dan diterima oleh murid. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena kurangnya kedisiplinan