ABSTRAK
Makanan yang berupa roti atau kue banyak disukai masyarakat. Kue atau roti pada umumnya tidak disajikan bersama-sama pada waktu makan siang atau makan malam tetapi beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai pengganti makan pagi. Bolu secara prinsip ada yang di oven dan di kukus. Bolu kukus adalah kue yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu dengan tambahan telur, gula pasir, air dan ovalet. Penyelesaiannya dengan cara dicetak kemudian di kukus. Pemanfaatan singkong sebagai bahan dasar bolu kukus merupakan suatu alternative menambah nilai gizi dari singkong itu sendiri. Diketahui bahwa kandungan gizi terbesar dari singkong adalah karbohidrat. Di Indonesia singkong menempati urutan nomor tiga setelah beras dan jagung sebagai makanan, bahkan dibeberapa daerah yang sulit diperoleh beras maka singkong digunakan sebagai bahan makanan pokok.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik bolu kukus singkong dengan perbandingan bervariasi ditinjau dari warna, aroma, tekstur, dan rasa serta untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap bolu kukus dengan bahan dasar singkong. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah keanekaragaman bolu kukus terutama yang menggunakan bahan dasar singkong dan membantu masyarakat pedesaan dalam bidang ekonomi dengan memanfaatkan singkong yang banyak dihasilkan oleh petani sebagai bahan dasar pembuatan Bolu Kukus serta penyediaan kue yang bergizi, enak dan murah.
Proses pembuatan bolu kukus singkong adalah sebagai berikut: 1) Tahap persiapan meliputi persiapan alat antara lain timbangan, pisau, parut kelapa, kain bersih/kasa, mixer, kom adonan, gelas ukur,solet, cetakan kue, panci pengukus dan kompor. Bahan yang perlu dipersiapkan antara lain singkong, telur ayam, gula pasir, minyak goreng, garam dan vanili. 2) Tahap Pelaksanaan meliputi pengocokan bahan sampai rata kemudian dituang dalam cetakan dan dikukus. 3) Tahap Penyelesaian meliputi, Bolu Singkong yang telah dikukus dikeluarkan dari cetakan atau loyang setelah dingin dipotong- potong. Penilaian yang digunakan adalah penilaian subyektif. Penilaian subyektif merupakan cara penilaian terhadap suatu produk dengan menggunakan panelis untuk menilai. Penilaian subyektif merupakan sistem penilaian terhadap bahan pangan dengan menggunakan indra manusia termasuk indra penglihatan, pembau, perasa, peraba dan pendengar. Penilaian subyektif yang digunakan yaitu penilaian organoleptik. Uji organoleptik yang digunakan adalah jenis hedonik dengan skala scoring. Untuk mengetahui gambaran daya terima konsumen dilakukan dengan analisis diskriptif presentase, artinya kwantitatif yang diperoleh dari penalis harus dianalisis terlebih dahulu untuk dijadikan data kwalitatif.
Karakteristik bolu kukus singkong yang baik adalah bolu kukus yang mempunyai warna menarik yaitu kuning kecoklatan, aroma harum khas bolu kukus singkong, tekstur lembut empuk dan rasa yang manis gurih. Dalam percobaan pemanfaatan singkong sebagai bahan dasar pembuatan bolu kukus ini sampel yang bolu kukus singkong yang menggunakan 100% singkong menghasilkan karakteristik bolu kukus singkong yang baik. Hasil penilaian panelis dapat diketahui tingkat kesukaan konsumen melalui pengujian yang dilakukan oleh 80 orang penalis. Tingkat kesukaan ini meliputi warna,aroma , tekstur ,dan rasa. dari kedua sampel deperoleh data untuk sampel 414 mendapat poin rata – rata 297,25 dengan prosentase 74,31 % dengan demikian sampel 414 disukai oleh masyarakat. Untuk sampel 794 mendapat poin rata-rata 303,75 dengan prosen tase 76,18 %, hal ini menunjukan bahwa sampel 794 juga disukai oleh masyarat.Dalam uji kesukaan yang dilakukan didapatkan kesimpulan dari masing-masing sampel sama-sama disukai oleh masyarakat. Adapun demikian sampel 794 agak lebih disukai dibanding sampel 414 terbukti dengan jumlah ratarata prosentase terpaut 2,13 % lebih banyak untuk sampel 794 . Disarankan, bolu kukus singkong hasil percobaan perlu dilakukan variasi bahan dasar seperti dalam percobaan yang penulis lakukan yaitu dengan penambahan tepung terigu sebagai bahan dasar.