BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
al-Qur’an di dalam Islam adalah merupakan sumber dan dasar hukum yang pertama dan utama, sementara al-Hadits adalah sebagai sumber dasar hukum yang kedua setelah al-Qur’an. Karenanya mempelajari al-Qur’an dari berbagai aspek keilmuannya sangatlah penting. Untuk mendapatkan pengetahuan secara mendalam dan mendetail dari segi bacaannya diperlukan penguasaan dan penerapan terhadap ilmu membaca al-Qur’an yaitu ilmu tajwid. Dengan mempelajari ilmu tajwid, seseorang diharapkan dapat membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan baik dan benar, baik dari segi melafalkan makhrajul huruf (tempat keluarnya huruf) maupun mempraktikan hukum bacaan tajwidnya. Di samping itu, juga mampu memelihara bacaan ayat-ayat al-Qur’an dari kekeliruan yang dapat merubah arti dan maksudnya. Sehubungan dengan itu perintah Allah dan Rasul-Nya tentang keharusan membaca al-Qur’an dengan baik dan benar (fasih), telah dijelaskan di dalam al-Qur’an surah Al Mujammil ayat 4 sebagai berikut :
Membaca al-Qur’an (surah al fatihah) adalah salah satu dari penentu sah tidaknya ibadah seseorang, terutama didalam melakukan ibadah shalat. hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. :
)متفق عليه( 2 Pada sisi lain bagi Rasulullah SAW. telah menjelaskan dalam sebuah haditsnya sehubungan dengan besarnya rahmat Allah SWT. terhadap orang-orang yang membaca al-Qur’an di rumah atau di tempat peribadatan lainnya sebagai berikut : )رواه مسلم( 3 Dengan ungkapan hadits di atas jelaslah bagi kita kemampuan membaca al-Qur’an yang sesuai dengan tuntunan ilmu tajwid, baik seseorang itu mengetahui artinya atau tidak dari apa yang dibacanya semua itu merupakan ibadah dan akan membawa rahmat serta bermanfaat bagi yang melakukannya dan juga memberi cahaya bagi orang lain yang mendengarkan di mana al-Qur’an itu dibacakan. Kita telah mengetahui bahwa pelajaran al-Qur’an Hadits adalah salah satu disiplin ilmu pengetahuan agama Islam yang diberikan di sekolah-sekolah menengah pertama (Tsanawiyah), dan pada sekolah-sekolah umum (SLTP/SLTA). Walaupun materinya tidak begitu banyak akan tetapi itu cukup menggembirakan bagi kita dalam mengembangkan kemampuan membaca al-Qur’an.
Untuk mengetahui begaimana keberhasilan guru dan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu Benawa dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar khususnya bidang studi al-Qur’an Hadits, maka perlu adanya studi yang mendalam tentang kemampuan membaca al-Qur’an bagi siswa yang tentunya hasil studi tersebut dilakukan melalui penelitian dan penilaian yang benar-benar obyektif. Menurut M. Ngalim Purwanto, dalam bukunya Psikologi Pendidikan ada beberapa faktor yang mempengaruhi balajar, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri kita sebut faktor individu, antara lain faktor kematangan/pertumbuhan, faktor kecerdasan, faktor latihan, faktor motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Dari hasil penjajakan terdahulu dan pengamatan sementara, penulis mendapatkan gambaran umum, bahwa kemampuan membaca al-Qur’an dari hasil belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu Benawa, belum menggembirakan terutama dalam mempraktikan (membaca) yang benar sesuai dengan tuntutan ilmu tajwid. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, ada faktor yang bersifat intern yakni yang terdapat pada diri siswa itu sendiri, seperti minat dan aktivitasnya dalam belajar. Dan ada pula yang bersifat ekstern yakni yang datang dari luar siswa itu sendiri seperti kelengkapan sarana dan fasilitas yang dimiliki sekolah, guru bidang studi al-Qur’an Hadits yang berkenaan dengan ada atau tidaknya membuat