PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
TUAN GURU HAJI MUHAMMAD SOLEH CHAMBALI
BENGKEL AL- LOMBOKI
A. Penegasan Judul
Untuk memperjelas apa yang dimaksud dengan Pemikiran Pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel Al-Lomboki merupakan sebuah keharusan untuk kembali mempertegas judul yang dimaksud dalam penulisan ini
1. Pemikiran
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pemikiran adalah: proses, cara, perbuatan memikir, problem yang memerlukan dan pemecahan . Sehingga pemikiran adalah hasil dari sebuah peroses berpikir, merenung, kontemplasi atas berbagai persoalan sosial, politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, bahkan agama sebagai tawaran solusi yang paling benar menurut seseorang dengan tujuan untuk menjawab problematika yang tengah terjadi di suatu tempat dan masa.
2. Pendidikan Islam
Menurut BAB I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; pendidikan adalah:
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susunan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara .
Sedangkan Pendidikan Islam; menurut beberapa orang ahli pendidikan Islam berbeda-beda akan tetapi pada intinya memiliki tujuan yang sama; diantaranya:
a. Sayid Sabiq mendifinisikan: pendidikan Islam dengan mempersiapkan anak baik dari segi jasmani, akal dan rohaninya sehingga dia menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, baik untuk dirinya maupun umatnya.
b. Athiyah Al Abrosyi: sesungguhnya maksud pendidikan Islam adalah mempersiapkan individu agar ia dapat hidup dengan kehidupan yang sempurna.
c. Anwar Jundi: sesungguhnya yang namanya pendidikan Islam, ialah menumbuhkan manusia dengan pertumbuhan yang terus-menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia
Dari definisi Pendidikan dan Pendidikan Islam di atas, yang paling mendekati pemaknaan pendidikan Islam dalam konteks tulisan ini adalah: mempersiapkan anak didik melalui kegiatan terstruktur, terencana secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Tuan Guru
Sebelum melangkah kepada pemahaman makna sebutan Tuan Guru perlu dikemukakan beberapa landasan untuk memahami Tuan Guru di Pulau Lombok. Setidaknya ada dua penelitian yang dapat dijadikan rujukan utama yang akan mengantarkan kepada penjelasan mengenai Tuan Guru itu sendiri.
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Zamakhsyari Dhofier mengenai pembagian dan definisi kiai;
1. Benda atau hewan yang dikeramatkan, seperti kiai Plered (tombak), kiai Naga Wilaga (gamelan perayaan sekaten di Yogyakarta, kiai Rebo dan kiai Wage (gajah dikebun binatang Gembira Loka Yogyakarta).
2. Orang tua pada umumnya.
3. Orang yang memiliki keahlian dalam agama Islam, yang mengajar santri di pondok Pesantren .
Kedua hasil penelitian yang ditulis oleh DR. H. Ahmad Abd. Syakur, MA. mengenai menjelaskan pengertian Tuan Guru:
1. Sama halnya dengan Kiai (Tokoh Agama Islam).
2. Orang yang sering diundang dalam acara do’a bersama dalam rangka kenduren berkaitan dengan perkawinan, kenduren dst.
3. Dikalangan Wetu Telu adalah sebutan dari pimpinan agama dikalangan mereka yaitu penghulu yang berfungsi sebagai penghubung antara mereka dengan tuhan.
Sehingga yang dimaksud dengan Tuan Guru dalam konteks pemahaman Kiai adalah tokoh agama Islam yang mengajar di pondok pesantren begitupun sebaliknya.
4. Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel Al- Lomboki
Nama kecilnya memang Muhammad Soleh, ayahnya bernama Hambali bin Gore. Beliau lahir sekitar tahun 1896 M pada hari Senin malam, dari keluarga miskin, yang taat beragama.
Muhammad Soleh remaja mendapat kesempatan belajar agama di pondok pesantren Nurul Qur’an Pagutan Ampenan asuhan Tuan Guru Haji Abdul Hamid.
Kemudian, melanjutkan studi di Makkah selama 9 (sembilan) tahun, ia belajar ilmu agama pada beberapa Ulama Mekkah, baik ilmu fiqih, tafsir, qur’an, tasawuf dan ilmu-ilmu ke Islaman lainnya. Sekembalinya dari tanah suci beliau mendirikan pondok pesantren “Darul Qur’an” Bengkel Lombok Barat.
Kecintaan beliau dalam ilmu pengetahuan pula yang membuatnya mengajarkan ilmu-ilmu agama untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang pernah di pelajarinya .Strategi yang dipergunakan untuk menyampaikan buah