BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring kemajuan ilmu dan teknologi kehidupan manusia selalu mengalami perubahan, baik dari segi ekonomi, moralitas, serta gaya hidup. Perubahan-perubahan itu terjadi akibat banyaknya tuntutan dan keinginan baik dari lingkungan keluarga maupun dari pihak luar. Semakin besar tuntutan atau keinginan tersebut, semakin besar pula perubahan watak yang dimiliki seseorang, sehingga membawa seseorang kepada kehidupan sosial yang berdampak positif seperti perkembangan teknologi semakin cepat, peningkatan dibidang ekonomi, peningkatan dibidang pendidikan dan sebagainya. Di samping itu pula ada yang berdampak negatif sperti perubahan watak seseorang yang penuh dengan kekerasan, kekejaman dan kebengisan.
Kesemuanya ini telah membawa kepada pergeseran tata nilai yang bertentangan dengan kepribadian bangsa itu sendiri yang bersifat ramah tamah, gotong royong dan sebagainya. Pergeseran tata nilai dalam kehidupan manusia ini sebagai salah satu akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang secara konkrit perubahan dan pergeseran itu membawa pada perilaku hidup umat yang mengejar kehidupan dunia sampai tidak menghiraukan halal dan haram, sehingga melupakan hubungannya dengan Allah dan hubungannya dengan manusia.
Untuk mengatasi hal serupa di atas perlu adanya pembinaan pengetahuan di bidang agama yang dapat meredam sikap emosional yang berdampak pada dekadensi moral. Untuk mengatasi gejala tersebut, maka pendidikan agama dan kegiatankegiatan yang bernuansa keagamaan secara umum adalah hal yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan jiwa manusia dan membentuk kepribadian yang baik dan mulia, terutama pendidikan dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang bernuansa Islam.
A. Qodry Azizi mengatakan:
Berbicara mengenai pendidikan khususnya pendidikan agama, saat ini dengan memasuki abad 21 atau milenium ketiga dan era globalisasi atau pasar bebas, terjadi dua hal yang paradoks atau bertentangan. Satu sisi keadaan masyarakat kita sedang bobrok, yang tidak lepas dari kegagalan pendidikan bangsa (bukan hanya pendidikan di sekolah). Sisi lain, tantangan hari esok sangat berat, yang mengharuskan kondisi kebangsaan kita harus fit, sekaligus juga mempunyai kemampuan lebih atau tambahan untuk mampu bersaing dalam era tersebut1. Pendidikan mempunyai arti yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk membentuk manusia yang memiliki peradaban dan budaya tinggi, M. Ngalim Purwanto mengatakan : .Tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat, maju atau mundurnya tingkat suatu masyarakat dan negara sebagian besar tergantung kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan.
Pendidikan Islam seperti kegiatan pengajian majelis ta.lim dapat dijadikan sebagai wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis sekaligus berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh gerak aktifitas kehidupan manusia, maka selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islam mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat, sehingga tercipta insan-insan yang memiliki keseimbangan potensi dari segi intelektual maupun mental spiritual sekaligus memiliki kepribadian yang Islami dalam menghadapi perubahan zaman yang semakin global dan maju.
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui kegiatan pengajaran baik pendidikan formal atau non formal yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Majelis ta.lim merupakan pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Penulis mengadakan penelitian kepada tiga majelis ta.lim yang dilaksanakan di RW 01 Kelurahan Tegal Parang Jakarta Selatan yang penulis masukkan dalam skripsi yang berjudul : .Pendidikan Agama Islam dalam Majlis Ta.lim Kaum Ibu di RW 01 Kelurahan Tegal Parang Jakarta Selatan.
Alasan penulis memilih judul tersebut adalah karena keadaan masyarakat di RW 01 yang padat penghuni, baik dari penduduk asli maupun pendatang dari berbagai daerah, sehingga terbentuklah masyarakat dengan karakter yang plural. Sehingga meimbulkan berbagai problematika yang kompleks Dengan demikian penulis ingin mengetahui dampak positif dari pendidikan agama yang dilaksanakan di tiga majelis ta.lim tersebut.