BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses pendewasaan berpikir. Statement itu merupakan hal yang disepakati oleh setiap kalangan. Tanpa pendidikan akan sulit ditemukan kemajuan dan stagnasi dalam pemikiran merupakan penyebab utama dalam keterlambatan bahkan kemunduran dalam berbagai bidang. Untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai harapan dibutuhkan adanya lembaga atau institusi yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang relatif lengkap saling bersinergi.
Sekolah merupakan institusi atau lembaga yang berfungsi sebagai pelaksana dari kegiatan belajar mengajar yang merupakan sistem yang tak terpisahkan dari sebuah pendidikan. Untuk mencapai hasil pendidikan maksimal sesuai target, maka diperlukan berbagai perencanaan pelaksanaan dan evaluasi terhadap kegiatan yang diselenggarakan dalam istitusi atau lembaga pendidikan. Walau demikian merupakan fakta yang tak terbantahkan bahwa kemajuan peradaban dalam perputaran roda jaman menuntut para aktivis dan pelaksana dalam dunia pendidikan untuk terus aktif berkreasi dan berinovasi untuk mencari rumusan-rumusan sistematika dan metodologi pendidikan merupakan upaya untuk menapai hasil yang maksimal.
Dewasa ini pengajaran di Indonesia mengalami banyak perubahan dan pembaharuan dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi kepada tujuan pendidikan dan juga berbasis kompetensi yang mana lebih mengedepankan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran dan merupakan kegiatan dari sistem pendidikan sebagaimana diungkapkan Sudirman, ..Pandangan baru memandang pendidikan sebagai suatu sistem terdiri dari tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, alat bantu atau sumber dan hasil belajar.
Dalam buku Metodik Khusus Pendidikan Agama, Zuhairini mengemukakan penjelasan bahwa dalam pendidikan terdapat lima faktor pendidikan dimana satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan. Kelima faktor tersebut adalah : anak didik, pendidik, tujuan pendidikan, alat-alat pendidikan dan lingkungan. Metode pengajaran adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas, dan kesemuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya memperhatikan salah satu komponen saja, melainkan semua komponen harus berfungsi secara serasi, karena masing-masing komponen saling mempengaruhi dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam keseimbangan sebuah system.
Usaha dan upaya untuk senantiasa meningkatkan kualitas pendidikan akan senantiasa terus ditempuh oleh para pelaksana dan ahli dikalangan dunia pendidikan guna untuk mengadakan penyesuaian terhadap perubahan zaman dan kemajuan peradaban.
Salah satu langkah yang ditempuh dalam dunia pendidikan merupakan sikap penyesuaian dengan kondisi zaman aadalah menyajikan pelajaran dengan cara menarik, namun tetap memperhatikan nilai-nilai etika dan estetika serta tidak mengenyampingkan tujuan-tujuan inti dari satu kegiatan belajar mengajar. Bahkan sebaliknya, mendukung nilai-nilai tujuan tersebut seperti pendapat berikut : Pelajaran harus di organisasi berbentuk kegiatan-kegiatan yang nampaknya riil, menarik dan berharga bagi murid, yang membangkitkan tujuan yang aktif, dan mengkonfrontasikannya dengan tantangan yang berarti,yang membawa dia kepada pengertian yang lebih dalam serta luas dan memberi sikap yang lebih halus serta keterampilan yang lebih dekat.
Banyak metode mengajar yang dapat digunakan oleh seorang guru. Dalam pelajaran agama guru hendaknya berusaha agar siswa dapat memahami maksud dan makna agama. Oleh karena itu, guru harus terampil memilih dan menggunakan bermacam-macam metode yang tepat dan bervariasi.
Agar proses pembelajaran berhasil, maka guru harus menggunakan metode pengajaran yang tepat dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal dan