ABSTRAK
Seseorang yang bertubuh gemuk sering mengalami masalah saat berbusana, karena sebagian besar tubuhnya terdapat timbunan lemak sehingga untuk membuat busana diperlukan ketelitian. Ketelitian itu meliputi pengambilan ukuran, pemilihan dan pembuatan pola, menentukan model, bahan dan teknik menjahit. Ukuran yang diambil dari orang yang bertubuh gemuk sering tidak tepat karena kurang jelasnya letak ukuran yang akan diambil. Pola merupakan faktor penting dalam pembuatan busana, karena busana dapat dikatakan bagus jika letaknya pada badan tepat dan nyaman jika dikenakan. Pola sistem Soekarno menggunakan ukuran badan yang lengkap dan pola Sanny Poespo hanya menggunakan dua ukuran badan saja yaitu lingkar badan dan panjang punggung sehingga dapat dikategorikan pola praktis. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah perbedaan hasil pembuatan kebaya menggunakan pola sistem Soekarno dengan pola sistem Sanny Poespo pada wanita gemuk? Dan manakah yang lebih baik dari hasil pembuatan kebaya dengan pola sistem Soekarno atau pola sistem Sanny Poespo untuk wanita bertubuh gemuk pendek, gemuk sedang, dan gemuk tinggi? Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil pembuatan kebaya menggunakan pola sistem Soekarno dengan pola sistem Sanny Poespo untuk wanita gemuk dan pola manakah yang lebih baik untuk pembuatan kebaya untuk wanita gemuk pendek, gemuk sedang dan gemuk tinggi.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain faktorial AxB. Populasi penelitian ini adalah semua sistem pola dasar busana wanita, diantaranya pola dasar sistem Mayneke, Wielsma, So-En, praktis, Bunka, Cuppen Geurs, Sanny Poespo, Soekarno, Wancik, Dress Making, Charmant dan Dankaerts. Sampel penelitian yaitu pola sistem Soekarno dan pola sistem Sanny Poespo dengan ukuran badan yang berbeda yaitu gemuk pendek, gemuk sedang dan gemuk tinggi yang diterapkan pada pembuatan kebaya kartini. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi dan eksperimen. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan uji Anava dua jalur
Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil kebaya menggunakan pola sistem Soekarno dengan pola sistem Sanny Poespo pada wanita gemuk yang ditunjukkan dengan Fhitung (0,176) lebih kecil dari Ftabel (4,26). Nilai rata-rata pola sitem soekarno adalah 48,134 yang relatif sama dengan pola sistem Sanny Poespo yaitu 47,00. Tidak adanya perbedaan yang nyata karena masing-masing sistem pola memiliki kelebihan dan kekurangan pada bagian-bagian tertentu. Kelebihan yang dimiliki pola sistem soekarno dan pola sistem Sanny Poespo menunjukkan hasil kebaya yang tepat dan suai pada badan, sehingga keduanya dapat digunakan untuk membuat kebaya pada wanita gemuk pendek, gemuk sedang dan gemuk tinggi.
Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu kepada praktisi busana dan para ahli yang ingin menggunakan kebaya kartini untuk wanita bertubuh gemuk dapat menggunakan pola dasar sistem Soekarno dan pola dasar sistem Sanny Poespo dengan menyesuaikan ukuran tubuh agar hasilnya sesuai yang diinginkan yaitu kebaya yang pas di badan dan nyaman dikenakan. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pola dasar sistem Soekarno dan pola dasar sistem Sanny Poespo untuk berbagai bentuk tubuh dan macam-macam busana lain, mungkin akan menghasilkan perbedaan antara pola sistem Soekarno dan pola sistem Sanny poespo. Untuk menghasilkan kebaya yang baik perlu diperhatikan cara mengambil ukuran badan harus lengkap, tepat dan teliti karena ukuran yang salah akan mempengaruhi hasil kebaya yang dibuat. Kebaya agar hasilnya lebih bagus sebaiknya diberi furing dan menggunakan pedding meskipun tipis.