SARI
Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional. Pelaksanaan pembangunan daerah berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 yang dititik beratkan pada pemerintah Kabupaten. Adanya pembangunan daerah dimaksudkan untuk mendorong masyarakat dalam rangka membangun daerahnya. Pembangunan yang dilaksanakan oleh daerah harus didasarkan pada potensi yang ada di daerah itu sendiri. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Semarang yang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki potensi cukup besar untuk dapat dikembangkan lebih lanjut, hal ini diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang yang sumbangannya cukup besar bagi propinsi. Upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Semarang dititik beratkan pada sektor-sektor yang berpotensi di daerah tersebut, selain itu pemerintah daerah juga melakukan analisis terhadap perubahan struktur ekonomi yang terjadi di daerahnya dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Sektor ekonomi manakah yang menjadi sektor andalan selama tahun 1996 – 2003 dan yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung Pertumbuhan ekonomi di kabupaten Semarang?. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui sektor ekonomi mana yang merupakan sektor ekonomi basis yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam perekonomian Kabupaten Semarang.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kasustik dengan kasus di Kabupaten Semarang. Variabel dalam penelitian ini yaitu Produk Domestik Regional Bruto dengan indikator Sektor pertanian, pertambangan, industri, listrik, bangunan, perdagangan, pengangkutan, keuangan dan jasa-jasa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis Location Quotient dan analisis Shift Share.
Berdasarkan hasil analisis LQ diketahui nilai LQ pada tahun 1996 – 2003 untuk sektor pertanian terjadi penurunan dari 0,91% turun menjadi 0,83%, sektor pertambangan turun dari 0,21% menjadi 0,11%, sektor industri meningkat dari 1,34% menjadi 1,37%, sektor listrik,gas dan air turun dari 1,44% menjadi 1,33%, sektor bangunan turun dari 1,25% menjadi 0,43%, sektor perdagangan turun dari 0,80% menjadi 0,73%, sektor pengangkutan meningkat dari 0,51% menjadi 0,58%, sektor keuangan naik dari 0,73% menjadi 1,01% dan sektor jasa-jasa meningkat dari 0,92% menjadi 1,42%. Hasil dari analisis Shift Share menunjukkan bahwa sektor-sektor yang memiliki kontribusi negatif adalah sektor pertanian, bangunan dan keuangna sedangkan yang memiliki kontribusi positif adalah sektor pertambangan, industri, listrik,gas dan air, perdagangan, pengangkutan dan jasa-jasa.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa sektor yang diandalkan dan dapat dikembangkan berdasarkan analisis LQ adalah sektor industri, sektor listrik,gas dan air, sektor bangunan, sektor keuangan dan sektor jasa-jasa.
Dari hasil penelitian ini maka dapat disarankan kepada pemerintah daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Semarang kebijakan yang akan diambil harus diarahkan untuk lebih terkonsentrasi pada sektor-sektor basis dan sektor ekonomi yang secara propinsi tumbuh lebih cepat. Dari hasil analisis, pembangunan ekonomi Kabupaten Semarang perhatiannya harus lebih banyak ditujukan pada sektor pertanian.