SARI
Derajat spesialisasi dalam rancangan kerja mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Para ahli perilaku organisasi menyatakan bahwa umumnya pekerjaan dengan spesialisasi kerja yang tinggi menyebabkan kepuasan kerja pegawai rendah, sebaliknya pekerjaan yang rendah spesialisasi akan menyebabkan kepuasan kerja tinggi. Arguman di atas tidak selalu ada dalam situasi organisasional dan tidak selalu benar, karena kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual, masing-masing pegawai merasakan kepuasan kerja yang berbeda-beda walaupun itu untuk tugastugas yang sama. hal ini berkaitan dengan kebutuhan untuk berkembang serta orientasi kerja pegawai yang umumnya berbeda. Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap bentuk hubungan yang sesungguhnya terjadi antara spesialisasi kerja dan kepuasan kerja pegawai Biro Umum Setda Propinsi Jawa Tengah apakah sesuai dengan arguman yang ada atau tidak.
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah tingkat spesialisasi kerja yang dilakukan oleh Biro Umum Setda Propinsi Jawa Tengah, 2) Bagaimanakah tingkat kepuasan kerja Biro Umum Setda Propinsi Jawa Tengah, 3) Adakah pengaruh antara tingkat spesisalisasi kerja yang dilakukan terhadap kepuasan kerja pegawai Biro Umum Setda Propinsi Jawa Tengah, serta 4) Seberapa besar pengaruh tingkat spesialisasi pekerjaan terhadap kepuasan kerja pegawai Biro Umum Setda Propinsi Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui derajat spesialisasi kerja pada Biro Umum Setda Propinsi Jawa Tengah, 2) Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja pegawai Biro Umum Setda Propinsi Jawa Tengah, 3) Untuk mengetahui adakah pengaruh antara tingkat spesialisasi yang dilakukan terhadap kepuasan kerja pegawai Bior Umum Setda Propinsi Jawa Tengah, dan selanjutnya adalah 4) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat spesialisasi pekerjaan terhadap kepuasan kerja pegawai Biro Umum Setda Propinsi Jawa Tengah.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Biro Umum Setda Propinsi Jawa Tengah yang berjumlah 465 orang pegawai. Rumus Slovin digunakan untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil. Dengan batas ketelitian 0,1 dan dengan teknik penarikan sampel yaitu proportional random sampling diperoleh sampel sejumlah 82 orang pegawai. Terdapat 2 (dua) variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (spesialisasi kerja) dan variabel terikat (kepuasan kerja). Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan metode kuesioner dan didukung dengan metode dokumentasi. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif persentase dan regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat spesialisasi kerja dalam rancangan kerja serta tingkat kepuasan kerja yang dialami pegawai Biro Umum Setda Propinsi Jawa Tengah sama-sama berada pada kategori tinggi dengan skor masingmasing sebesar 77,68 dan 76,01. sedangkan hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan Ŷ = 25,423 + 0,747x. Hasil analisis varian untuk regresi diperoleh Fhitung sebesar 73,217 dan Ftabel sebesar 3,960. dengan Fhitung > Ftabel menunjukkan bahwa spesialisasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, dengan pengaruh sebesar 47,79%.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi spesialisasi yang ditetapkan dalam rancangan kerja maka semakin tinggi pula kepuasan kerja yang dialami pegawai. Setda Propinsi Jawa Tengah diharapkan selalu memperhatikan kondisi kerja pegawainya. Saat ini mereka menyukai pekerjaan yang tinggi spesialisasi. Bila terdapat pegawai dengan jumlah tugas yang terlalu banyak, sebaliknya Bior Umum mendelegasikan tugas pegawai kepada pegawai lain dengan keterampilan dan kualifikasi kemampuan yang sesuai dengan tugas yang akan didelegasikan. Selain itu rendahnya kepuasana kerja pada faktor finansial di Biro Umum merupakan hal yang harus diperhatikan Setda dalam memelihara pegawainya, apalagi dalam lingkup Setda pegawai Biro Umum jumlahnya terbanyak. Dalam hal ini diharapkan Setda dapat melakukan peningkatan terhadap besarnya insentif pegawai agar dapat mendukung gaji pokok memenuhi kebutuhan pegawai dan keluarganya dengan baik, walaupun dengan melakukan penyesuaian terhadap anggaran pendapatan daerah untuk Setda.