SARI
PAD merupakan gambaran potensi keuangan daerah pada umumnya yang mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah. Berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi maka daerah dapat menggali potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata. Pemerintah menyadari bahwa sektor pariwisata bukanlah merupakan sektor pengembang terbesar dalam pendapatan daerah tetapi berpotensi dalam meningkatkan PAD. Kabupaten Banjarnegara mempunyai potensi dibidang pariwisata yang cukup besar untuk dikembangkan dengan terdapatnya berbagai obyek wisata baik obyek wisata alam maupun obyek wisata buatan. Salah satu obyek wisata yang potensial untuk dikembangkan adalah obyek wisata Serulingmas.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor dominan yang mendorong dan menghambat pengembangan obyek wisata Serulingmas, Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam mengembangkan obyek wisata Serulingmas dan Seberapa besar kontribusi obyek wisata Serulingmas untuk Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banjarnegara.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Variabel penelitian ini yaitu faktor-faktor pendorong dan penghambat pengembangan obyek wisata Serulingmas. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Dokumentasi dan Wawancara. Keabsahan Data menggunakan tekhnik triangulasi dan metode analisis data menggunakan rumus Deskiptif Persentase.
Hasil penelitian menunjukkan Faktor-faktor pendorong pengembangan obyek wisata Serulingmas terdiri atas potensi alam, kebudayaan dan manusia sedangkan Faktor-faktor penghambat pengembangan obyek wisata Serulingmas yaitu pendayagunaan lahan pengembangan, perluasan areal parkir, kesulitan dana dalam kegiatan promosi dan sistem pengawasan.Upaya pemerintah daerah dalam pengembangan obyek wisata Serulingmas meliputi dua aspek yaitu fauna dan manusia.Kontribusi pendapatan Serulingmas terhadap PAD Kabupaten Banjarnegara rata-rata per tahunnya 3,59% atau sebesar Rp. 625.533.713. Sumbangan terbesar terjadi pada tahun 2001yaitu Rp.643.247.740 atau sebesar 5,58% dari keseluruhan PAD. Sedangkan sumbangan terkecil terjadi pada tahuin 2002 yaitu sebesar Rp.533.292.700 atau sebesar 2,44%.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kontribusi obyek wisata Serulingmas terhadap PAD Kabupaten Banjarnegara masih kecil walaupun tiap tahunnya mengalami peningkatan. Saran yang dapat penulis berikan adalah pemerintah daerah harus lebih memberikan perhatian yang lebih terhadap pengembangan obyek wisata Serulingmas terutama dalam segi dana karena selama ini kenyataanya dana yang diberikan terlalu kecil.