ABSTRAK
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan runtuhnya suatu konstruksi seperti kelelahan bahan dan adanya retak merambat yang tidak terkontrol, serta perubahan temperatur lingkungan material yang menyebabkan berubah juga struktur bahan seperti terjadinya pengerasan karena aging (penuaan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu aging terhadap sifat fisis (struktur mikro) dan sifat mekanis (kekerasan dan kekuatan tarik) pada torak bekas yang dicor kembali. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah diperolehnya propertis sifat fisis dan mekanis pada bahan torak bekas yang dicor kembali untuk kepentingan perancangan ataupun penelitian.
Bahan yang digunakan adalah torak bekas yang dicor kembali dan dibentuk menjadi spesimen uji tarik dan kekerasan, kemudian dilanjutkan dengan proses aging pada suhu 1500C dan 2200C dengan holding time bervariasi. Pengujian tarik, kekerasan dan struktur mikro dilakukan setelah dilaksanakan proses aging. Data hasil pengujian dianalisa teknik deskriptif dan hasil analisa ditampilkan ditampilkan Dalam bentuk diagram batang pengaruh aging terhadap kekuatan tarik, kekerasan dengan variasi lama waktu aging dan temperatur aging
Hasil penelitian menunjukkan kekuatan tarik pada suhu aging 1500C dan 2200C dengan holding time berturut-turut 45 menit, 120 menit, 240 menit, 420 menit dan 540 menit adalah 67,19 kg/mm2, 68,01 kg/mm2, 68,63 kg/mm2, 98,59 kg/mm2, 60,81 kg/mm2 dan 87,01 kg/mm2, 93 kg/mm2, 70,91 kg/mm2, 68,58 kg/mm2, 66,58 kg/mm2. Kekuatan tarik tertinggi sebesar 98,59 kg/mm2 naik sebesar 26,38 % dari raw materials (78,01 kg/mm2). Dapat disimpulkan bahwa suhu aging yang lebih tinggi, proses terjadinya presipitasi lebih cepat kemudian diikuti dengan pelunakan, sedangkan suhu aging yang lebih rendah proses terjadinya presipitasi terbentuk dalam jangka waktu yang lebih lama tetapi dihasilkan struktur yang baik.