ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu annealing pada Post Weld Heat Treatment pengelasan baja Bohler Grade K-945 EMS 45 terhadap sifat fisis (foto mikro) dan mekanis (uji kekerasan dan uji tarik). Penelitian menggunakan jenis baja K-945 EMS 45 yang mengadung kadar karbon 0,50%. Spesimen dengan cara memotong plat baja tersebut dan dibuat kampuh V untuk pengelasan, spesimen bentuk uji tarik sesuai dengan standar ASTM E8. Kemudian dilakukan proses anil dengan variasi suhu 750oC, 800oC, 850oC, 900oC dipanaskan selama 1 jam dan didinginkan di dalam tungku.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegangan tarik raw material sebesar 70,01 kg/mm2, spesimen dilas tanpa treatment 59,71 kg/mm2 atau mengalami penurunan sebesar 14,71 %, spesimen anil 750oC sebesar 52,18 kg/mm2 atau mengalami penurunan sebesar 12,6 %, spesimen anil 800oC sebesar 51,20 kg/mm2 atau mengalami penurunan sebesar 14,28 %, spesimen anil 850oC sebesar 50,95 kg/mm2 atau mengalami penurunan sebesar 14,65 %, spesimen anil 900oC sebesar 50,18 kg/mm2 atau mengalami penurunan sebesar 15,96 %. Nilai tegangan luluh pada raw material sebesar 58,59 kg/mm2, untuk spesimen dilas tanpa PWHT nilai tegangan luluhnya sebesar 38,74 kg/mm2, untuk specimen dilas dan di PWHT 750oC, 800oC, 850oC, 900oC, berturut-turut sebesar 30,92 kg/mm2, 31,82 kg/mm2, 31,36 kg/mm2, 30,94 kg/mm2. Nilai kekerasan pada raw material sebesar 308,47 VHN. Untuk nilai kekerasan pada spesimen dilas tanpa treatmen pada masingmasing daerah untuk logam las sebesar 319,74 VHN, batas las dengan HAZ 314,23 VHN, daerah HAZ 305,60 VHN, batas HAZ dengan induk 305,60 VHN, logam induk 295,85 VHN. Setelah dianil 750oC, 800oC, 850oC, 900oC, ini mengalami penurunan. Hasil foto struktur mikro untuk raw material berupa ferit dan perlit. Sedangkan struktur mikro dilas tanpa treatment dan diannealing 750oC, 800oC, 850oC, 900oC berbentuk ferit dan perlit tapi sudah mengalami perubahan setelah mengalami beberapa perlakuan.
Untuk hasil foto makro (penampang patah)untuk specimen raw material bentuk penampang patahnya berbentuk granular, sedangkan untuk spesimen dilas tanpa PWHT dan di PWHT 750oC, 800oC, 850oC, 900oC bentuk penampang patahnya adalah berbentuk cup cone.