ABSTRAK
Penelitian eksperimen ini adalah untuk mempelajari fenomena sebab akibat pada pengukuran tegangan listrik DC pada resistor dengan memberi rangkaian penyangga. Pada penelitian eksperimen subyek dibagi dua, yaitu satu kelompok tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol) dan yang satu diberi perlakuan (kelompok eksperimen). Efek perlakuan pada kelompok eksperimen diobservasikan dan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pemberian perlakuan dalam penelitian ini adalah proses pengukuran tegangan listrik DC pada resistor tetap dengan diberi rangkaian penyangga. Dari perbedaan proses pengukuran tegangan DC tersebut akan diteliti apakah ada perbedaan pengukuran tegangan listrik DC pada resistor yang menggunakan rangkaian penyangga dan yang tidak menggunakan rangkaian penyangga.
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil pengukuran rugi tegangan listrik DC pada resistor tetap yang menggunakan dan yang tidak menggunakan rangkaian penyangga dan mengetahui hasil yang lebih mendekati nilai sebenarnya diantara kedua pengukuran tersebut.
Populasi penelitian ini adalah resistor tetap yang ada di pasaran. Sampel digunakan 20 buah resistor tetap yang mamiliki nilai hambatan 200 KW sampai dengan 960 KW dengan toleransi 1% dan daya 0,25 Watt. Variabel bebas adalah pengukuran tegangan DC pada resistor tetap dengan menggunakan rangkaian penyangga. Sedangkan variabel terikat adalah hasil pengukuran tegangan DC pada resistor tetap. Teknik yang digunakan adalah teknik eksperimen, yaitu menganalisis ada tidaknya hubungan sebab akibat antara fenomena-fenomena dan untuk menarik hukum sebab-akibat.
Dari hasil eksperimen diperoleh data untuk kelompok eksperimen dengan nilai tegangan rata-rata 5,92 Volt dengan varians 0,6535 sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh nilai tegangan rata-rata 3,53 Volt dengan varians 0,0829. Melalui uji perbedaan rata-rata hasil pengukuran tegangan kelompok kontrol dan eksperimen pada taraf signifikansi 5% dengan teknik uji-t diperoleh thitung > ttabel (12,469 > 2,09), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% ada perbedaan yang signifikan antara pengukuran tegangan DC pada resistor tetap yang menggunakan rangkaian penyangga dan yang tidak menggunakan rangkaian penyangga.
Pengukuran tegangan DC pada resistor tetap yang menggunakan rangkaian penyangga lebih mendekati nilai sebenarnya dari pada yang tidak menggunakan rangkaian penyangga. Dalam pengukuran tegangan listrik DC pada resistor tetap, disarankan manggunakan alat ukur yang memiliki ketelitian lebih besar dari 20 KW/Volt, agar persentase kekeliruan tidak semakin besar.