ABSTRAK
Arester merupakan alat pelindung terhadap arus surja yang berfungsi melindungi peralatan sistem tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkanya ke tanah. Sesuai dengan fungsinya, yaitu arester melindungi peralatan listrik pada sistem jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan petir atau surja hubung, pada umumnya arrester terpasang pada tiap ujung saluran transmisi tegangan tinggi, yang memasuki gardu induk, khusus untuk tegangan 500 KV arester digunakan untuk melindungi peralatan dari gangguan proses pensaklaran, karena tegangan yang masuk akibat pensaklaran tersebut dapat mencapai dua kali lipat dari tegangan nominal, yang disalurkan. Peralatan-peralatan pada gardu induk misalnya reaktor, masih dapat dilindungi dengan baik jika jarak arester dan peralatan masih dalam batas maksimum yang diijinkan yaitu 50 meter dengan toleransi (20 – 30) % antara tingkat isolasi dasar (BIL) dari alat yang dilindungi.
Penelitian ini menggunakan obyek Gardu Induk 500 KV UPT Semarang, dan variable yang diteliti adalah pemasangan arester pada transmission line bay dan reaktor bay. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ialah dokumentasi, yaitu merupakan data perencanaan pembangunan GI 500 KV UPT Semarang, dan menggunakan metode observasi dengan cara pengamatan langsung pada obyek yang diteliti, yang kemudian dicatat dalam ceklis. Hasil pengamatan tersebut kemudian dianalisis secara metematis menggunakan teori diagram tangga untuk dapat mengikuti jejak gelombang berjalan pada setiap saat.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemasangan arester pada transmission line bay dan reaktor bay adalah baik, sebab menurut hasil perhitungan jarak maksimum antara arester dengan peralatan adalah 49 meter, sedangkan jarak dilapangan jarak antara arester dengan peralatan pada transmission line bay adalah 38 meter dan pada reaktor bay 5 meter, hal tersebut menunjukkan bahwa jarak yang diterapkan masih dibawah dari harga maksimum yang diperbolehkan menurut hasil perhitungan.
Bila dilihat dari simulasi dan analisis matematis, letak arrester dengan reaktor 7R1 sudah dapat melindungi dengan baik, sedang waktu berlangsungnya percikan maksimal adalah 9.9 μdet, sedangkan naik tegangan yang terjadi dalam reactor 7R1 masih dibawah BIL peralatan. Tetapi kemungkinan terjadinya kegagalan perlindungan masih dapat terjadi,karena simulasi yang dilakukan berdasarkan perhitungan semu. disarankan supaya perawatan dan pemeliharaan tetap terus dilakukan.