ABSTRAK
Sebagaimana pengalaman pada bank konvensional, faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran dana adalah besarnya dana pihak ketiga (DPK), rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF), dan bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Dimana setiap terjadi kenaikan DPK dan Bonus SWBI akan meningkatkan pula total dana yang akan disalurkan, dan jika terjadi penumpukan pembiayaan bermasalah, bank akan berupaya mengurangi penyaluran dana. Namun berdasarkan pengamatan yang lebih mendalam di lapangan, yaitu studi kasus pada PT Bank Syariah Mega Indonesia, perubahan ketiga faktor tersebut tidak selalu menyebabkan perubahan terhadap penyaluran dana. Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah : (1) Bagaimana deskripsi karakteristik DPK, NPF, bonus SWBI, dan penyaluran dana Bank Syariah Mega Indonesia? (2) Apakah DPK, NPF, dan bonus SWBI secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap penyaluran dana yang diberikan oleh Bank Syariah Mega Indonesia?. Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mendeskripsikan karakteristik DPK, NPF, SWBI, dan penyaluran dana Bank Syariah Mega Indonesia. (2) Untuk menganilisis dan mendeskripsikan DPK, NPF, dan bonus SWBI secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap penyaluran dana yang diberikan oleh Bank Syariah Mega Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mega Indonesia dari bulan Januari 2005 – Desember 2007. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mega Indonesia dari bulan Januari 2005 – November 2007 sehingga terdapat 35 bulan, adapun bulan Desember 2007 tidak termasuk dalam sampel penelitian karena faktor ketidaklengkapan data. Dalam penelitian ini variabel yang dikaji yaitu: variabel bebas (DPK, NPF, dan Bonus SWBI) dan variabel terikat (penyaluran dana). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 12.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai F hitung = 1342,820 dengan p-value 0,00 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha) yang berarti bahwa DPK, NPF, dan bonus SWBI berpengaruh terhadap penyaluran dana (financing) secara simultan sebesar 99,2% dan sisanya 0,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan dengan Uji t diperoleh nilai signifikansi DPK 0,00 < 0,05, yang berarti Ho ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha) sehingga secara parsial variabel DPK mempunyai pengaruh dalam memprediksi penyaluran dana Bank Syariah Mega Indonesia dimasa yang akan datang sebesar 98,65%. Sedangkan nilai signifikansi NPF sebesar 0,921 > 0,05 dan nilai signifikansi bonus SWBI sebesar 0,969 > 0,05, yang berarti Ho diterima dan menolak hipotesis alternatif (Ha) sehingga secara parsial baik variabel NPF dan bonus SWBI tidak signifikan berpengaruh terhadap penyaluran dana yang diberikan Bank Syariah Mega Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa DPK, NPF, dan Bonus SWBI berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Syariah Mega Indonesia sebesar 99,2% dan sisanya 0,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Secara parsial DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana Bank Syariah Mega Indonesia sebesar 98,65%, sedangkan NPF dan Bonus SWBI tidak signifikan berpengaruh secara parsial terhadap penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Syariah Mega Indonesia. Dengan masih bergantungnya kegiatan penyaluran dana atas DPK, Bank Syariah Mega Indonesia hendaknya memasifkan strategi pemasaran, meminimalisasi risiko pembiayaan bermasalah dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking) yaitu lebih selektif lagi terhadap para calon nasabah. Dengan masih sangat kecilnya persentase bonus SWBI, Bank Indonesia hendaknya adil terhadap bank syariah dengan menyetarakan bonus SWBI dengan SBI yang merupakan piranti moneter bank konvensional.