SARI
Perkembangan dunia transportasi belakangan ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini menuntut Perusahaan untuk melakukan efisiensi terhadap seluruh aspek agar mampu bersaing dalam pasar industri transportasi. Salah satu faktor produksi yang perlu diadakan efisiensi adalah bahan baku. Kekurangan bahan baku akan berakibat pada terhambatnya proses produksi, sedangkan kelebihan bahan baku akan berimbas pada membengkaknya biaya penyimpanan. Untuk mengatasi masalah tersebut, ada sebuah metode yang dapat digunakan yaitu Economic Order Quantity. Dengan metode ini perusahaan akan mampu menentukan berapa jumlah pembelian yang optimal, waktu pemesanan kembali dan besarnya persediaan pengaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode Economic Order Quantity layak untuk diterapkan pada PT. Kereta Api (Persero) DAOP IV semarang atau tidak.
Populasi dalam penelitian kali ini adalah semua data keuangan tentang pemakaian bahan baku pada PT. Kereta Api (Persero) DAOP IV semarang selama kurun waktu tiga tahun, yaitu dari tahun 2003 sampai tahun 2004. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi dan wawancara.
Metode analisis data yang digunakan yaitu, statistical proses Control, Economic Order Quantity, Safety Stock, Reorder Point dan uji Signifikansi (uji t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya total persediaan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity lebih kecil dibandingkan dengan biaya total persediaan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan bila menggunakan metode konvensional. Dengan menggunakan metode EOQ perusahaan mampu melakukan penghematan sebesar Rp. 29.688.867,06 selama tiga tahun (2003 – 2005). Berdasarkan hasil uji signifikansi diperoleh nilai t sebesar 12,59. Karena t hitung lebih besar dari t tabel, maka metode EOQ layak untuk diterapkan pada PT. Kereta Api (Persero) DAOP IV Semarang.
Saran yang bisa penulis sampaikan bahwa pihak manajemen hendaknya mau mempertimbangkan untuk menggunakan metode EOQ dalam pembelian bahan baku. Tetapi perlu diingat juga bahwa manajemen perlu mempertimbangkan faktor lain dalam pembelian bahan baku, antara lain perubahan harga, kebijakan pemerintah,dll. Bagi peneliti selanjutnya, mungkin bisa menggunakan metode persediaan yang lain untuk menganalisis pemakaian bahan baku pada PT. Kereta Api, seperti metode JIT, ABC, dll.