BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Seorang investor ataupun seorang analyst dalam perdagangan saham harus selalu mampu untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan keadaan untuk meraih setiap profit yang memungkinkan pada setiap kesempatan yang ada. Dua hal yang harus diadaptasi oleh pelaku pasar antara lain adalah karakteristik dan kinerja dari pasar itu sendiri. Kinerja pasar bisa dilihat dari return maupun jumlah volume perdagangan yang terjadi. Namun, di dalam bursa saham ditemukan adanya anomali terhadap return saham yang terjadi pada perdagangan saham sehari-hari.
Anomali yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya indikasi pada hari-hari tertentu terjadi return yang lebih tinggi dibandingkan hari lainnya atau dengan kata lain pada hari tersebut terjadi dengan apa yang disebut Abnormal Return yang lebih besar daripada hari lainnya. Anomali inilah yang kemudian disebut dengan Day Effect. Day of The Week Effect atau singkatnya Day Effect telah diteliti di berbagai bursa di dunia dengan hasil yang bervariasi. Tidak hanya itu hasil dari peneltian Day Effect tersebut menghasilkan hasil yang berbeda-beda.
Cross (1973) melakukan studi terhadap return pada S & P (Standard and Poor) 500 Index pada periode 1953 dan 1970. Hasil studi tersebut menemukan return rata-rata harian pada hari Jumat lebih tinggi dibandingkan dengan return rata-rata harian pada hari Senin. Hasil serupa juga ditemukan oleh French (1980) dengan obyek studi yang sama yakni S & P Index dengan periode 1953-1977. Gibbons dan Hess (1981) menemukan bahwa pada hari Senin terjadi return yang negatif dengan menggunakan 30 saham dari Dow Jones Index (Monday effect). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rystrom dan Benson (1989).
