ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode scientific crime investigation dalam pemeriksaan alat bukti tindak pidana pembunuhan berantai di POLRES Boyolali serta apasajakah kelebihan dan kelemahan pemanfaatan metode scientific crime investigation dalam pengungkapan tindak pidana pembunuhan berantai di POLRES Boyolali dari 1(satu) tindak pidana pembunuhan yang terjadi di wilayah hukum Polres Boyolali dengan tersangka Prakhas Agung Nugraha.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris atau sosiologis bersifat deskriptif, menemukan hukum in concreto bagaimana pemeriksaan alat bukti melalui metode scientific crime investigation dalam pengungkapan tindak pidana pembunuhan berantai di Polres Boyolali. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data yang digunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data sekunder yang digunakan mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Dalam teknik sampling sampel data dapat diambil berupa salah satu kasus pembunuhan berantai yang terjadi di dalam wilayah hukum POLRES Boyolali.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer meliputi wawancara dan dokumentasi, data sekunder dilakukan dengan studi kepustakaan dan cyber media. Analisis data dilakukan dengan teknik trianggulasi sumber. Metode hermeneutik dan dialektikal digunakan dalam analisis data yang meliputi 3 (tiga) alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan, kesatu, penerapan metode scientific crime investigation dalam pemeriksaan alat bukti yang digunakan oleh penyidik Polres Boyolali adalah toksikologi forensik. Kedua, kelebihan dalam penerapan metode scientific crime investigation antara lain: mengidentifikasi sebab-sebab kematian, menetapkan racun, memperkirakan waktu meninggal dunia. Ketiga, kelemahan dalam penerapan metode scientific crime investigation antara lain: waktu yang lama, transportasi, administrasi, kurangnya sarana dan prasarana.