ABSTRAK
Gangguan kesehatan jiwa masyarakat akibat konflik militer dan bencana alam di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi tenaga kesehatan dalam melakukan penanganan secara terpadu dan komprehensif. Trauma Center Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara didirikan dalam upaya membantu penderita stres pasca-trauma sebagai sarana dan upaya untuk penanganannya. Pemanfaatan pelayanan di Trauma Center Lhoksukon tahun 2007 sebesar 41% yang tidak menyelesaikan pengobatan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh terapis.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik (umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, dan penghasilan), dukungan keluarga dan kebutuhan (perasaan subjektif dan evaluasi klinis) terhadap pemanfaatan pelayanan di Trauma Center Lhoksukon. Jenis penelitian adalah survei explanatory, denga jumlah sampel sebanyak 48 orang pasien stres pasca-trauma, yang diambil secara simple random sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan regresi logistik.
Hasil penelitian dengan uji Chi Square menunjukkan variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan Trauma Center Lhoksukon adalah pendidikan, penghasilan, dukungan keluarga, perasaan subjektif dan evaluasi klinis, sedangkan yang tidak berhubungan adalah umur, jenis kelamin dan status perkawinan. Dari hasil uji regresi logistik hanya variabel penghasilan dan dukungan keluarga yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan Trauma Center Lhoksukon 79,2%.
Kepada petugas Trauma Center Lhoksukon supaya memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien sehingga mempunyai pengetahuan akan pentingnya pengobatan stres pasca-trauma, dalam memberikan dukungan berupa materi untuk biaya transportasi dan makan selama menjalani pengobatan, serta mengingatkan kepada keluarga pasien agar mendampingi pasien saat melakukan kunjungan ke Trauma Center Lhoksukon.