ABSTRAK
Kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Tengah menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh Angka Bebas Jentik (ABJ) yang rendah disetiap wilayahnya. Studi pendahuluan di Kelurahan Tlogosari Kulon ABJ sebesar 94,4%, dan di RW III ABJ hanya sebesar 93,30% saja pada bulan januari sampai november 2006. Permasalahan yang dikaji adalah tentang pelaksanaan PSN- DBD, macam tempat penampungan air, persediaan air bersih, pembuangan sampah padat, tempat perindukan yang bukan tempat penampungan air, dan abatisasi selektif. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik.
Jenis penelitian ini survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian seluruh rumah tangga yang ada di RW III Kelurahan Tlogosari Kulon sebanyak 261 rumah tangga, dengan sampel sebesar 96 rumah tangga. Teknik pengambilan sampel simple random sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Instrumen yang digunakan adalah formulir keberadaan jentik, kuesioner, senter, dan meteran.
Hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang melaksanakan PSN – DBD sesuai standar 63 orang (65,6%), macam tempat penampungan air tidak disukai nyamuk 63 orang (65,6%), rumah yang ada persediaan air bersihnya sebesar 59 rumah (61,5%), pembuangan sampah padat diambil tukang sampah keliling 83 orang (86,5%), tempat perindukan yang bukan tempat penampungan air yang tidak berpotensi 65 rumah (67,7%), rumah yang pernah dilakukan abatisasi selektif 57 rumah (59,4%).
Uji bivariat menunjukkan ada hubungan antara pelaksanaan PSN – DBD (p=0,024), macam tempat penampungan air (p= 0,024), persediaan air bersih (p= 0,040), pembuangan sampah padat (p= 0,008), tempat perindukan yang bukan tempat penampungan air (p= 0,0001), abatisasi selektif (p= 0,001) dengan keberadaan jentik. Maka disarankan bagi masyarakat RW III Kelurahan Tlogosari Kulon lebih memperhatikan kegiatan pelaksanaan PSN – DBD secara mandiri dan teratur sesuai standar, bagi kader RW III Tlogosari Kulon mengkoordinasikan kembali kader – kader Rt agar dapat melaksanakan pemeriksaan jentik berkala pada masing – masing Rtnya., bagi kader masing – masing Rt mengaktifkan kembali pemeriksaan jentik berkala yang telah macet, bagi peneliti lain meneliti faktor – faktor lain yang belum diteliti yang berhubungan dengan keberadaan jentik.