SARI
Masalah kurang gizi masih merupakan masalah pokok masyarakat dari dulu hingga sekarang dengan berbagai faktor yang mendukung masih sangat kompleks. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan perhatian yang lebih untuk kondisi kesehatannya. Status gizi yang dipengaruhi oleh masukan zat gizi, secara tidak langsung dipengaruhi oleh karakteristik keluarga khususnya ibu. Karakteristik ibu ikut menentukan keadaan gizi anak balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu yang dalam hal ini berupa karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan paritas ibu di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang.
Jenis penelitian bersifat explanatory research (penelitian penjelasan). Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua ibu yang mempunyai balita di Kelurahan Sekaran dengan sampel sebanyak 90 ibu dan balita. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran antropometri (BB), penyebaran kuesioner dan wawancara kepada ibu balita. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur ibu hamil terbanyak pada umur 20-35 tahun (72,2%), pendidikan ibu tergolong rendah < 9 tahun (45,6%), status pekerjaan ibu diluar rumah < 6 jam (76,7%), pengetahuan ibu rata-rata baik (74,4%) dan paritas ibu < 4 anak (82,2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu (X2: 13,923 > X2 tabel: 3,481,p: 0,000 < 0,05), pengetahuan ibu (X2: 7,416 > X2 tabel: 3,481,p: 0,000 < 0,05), paritas ibu (X2: 12,950> X2 tabel: 3,481,p: 0,000 < 0,05) dengan status gizi balita. Tidak ada hubungan antara umur ibu (X2: 0,119 < X2 tabel: 3,481,p: 0,730 > 0,05), pendidikan ibu (X2: 2,809 < X2 tabel: 5,591,p: 0,245 > 0,05) dengan status gizi balita.
Saran yang dapat diberikan yaitu diharapkan adanya usaha untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan yang dapat dilakukan melalui penyuluhan tentang gizi dan kesehatan serta penyuluhan tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan cara kunjungan rumah oleh bidan desa setempat atau petugas gizi dari wilayah setempat. Bagi ibu yang mempunyai balita dan harus meninggalkan balita karena kegiatan atau kesibukan diluar rumah, alangkah baiknya balita yang ditinggalkan dapat dipercayakan kepada pengasuh atau anggota keluarga yang lain untuk dirawat dan diberi konsumsi makanan yang baik. Peningkatan keaktifan bagi ibu balita dalam kegiatan posyandu,untuk memantau pertumbuhan balita dan dapat meningkatkan kesehatan bagi anak balitanya