SARI
Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya penurunan angka kematian bayi. Salah satu penyebab utama kematian menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 adalah kejadian diare. Pada era sekarang 80% bayi yang baru lahir di Indonesia tidak lagi menyusu sejak 24 jam pertama setelah mereka lahir padahal, pemberian makanan padat pada bayi dibawah usia 4 bulan sering menyebabkan gangguan diare. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi usia 1-6 bulan, sedangkan tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi usia 1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni I.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah explanatory research dengan metode survei melalui pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel berdasarkan teknik purposive dari populasi bayi yang berusia 1-6 bulan. Untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti yaitu tentang pemberian ASI eksklusif dan Kejadian diare dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada ibu bayi, kemudian data yang diperoleh diolah dan dianalisa menggunakan uji Kendall’s tau_b, dari uji tersebut dapat diambil simpulan ada hubungan yang signifikan jika asymp sig kurang dari 0,05 dan sebaliknya tidak ada hubungan yang signifikan jika nilai asymp sig lebih dari 0,05.
Hasil penelitian diperoleh kategori pemberian ASI persentase tertinggi pada bayi yang tidak diberi ASI secara eksklusif sampai minimal usia 4 bulan sebesar 68%, sedangkan untuk kategori kejadian diare terdapat pada bayi yang tidak mengalami kejadian diare yaitu sebesar 64%. Dari uji kendall’s tau_b didapat koefisien korelasi sebesar 0,425 lebih kecil dari 0,5 dengan nilai asymp sig sebesar 0.003 lebih kecil dari 0,05, sehingga dari penelitian ini dapat diambil simpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare, dimana dari uji kendall’s tau_b tersebut diketahui bahwa semakin lama bayi diberi ASI secara eksklusif semakin kecil kemungkinan bayi untuk terkena kejadian diare.
Saran dari penelitian ini karena masih ada pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia kurang dari 4 bulan, maka perlu meningkatkan frekuensi pemberian informasi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif sampai bayi usia 4-6 bulan. Bagi ibu-ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni I harus berusaha memberikan ASI eksklusif sampai bayi berumur minimal 4 bulan. Bagi setiap instansi ataupun pabrik serta tempat kerja lain diharapkan dapat memberikan kelonggaran cuti melahirkan dan kemudian memberikan ijin kepada pekerjanya untuk menyusui anaknya dalam waktu kerja.